'Netflix Tak Akan Bunuh Bioskop'
- VIVA.co.id/Agus Tri Haryanto
VIVA.co.id - Sineas lokal Salman Aristo mengemukakan kemajuan teknologi telah menambah lini penyampaian sebuah karya film. Bila dahulu, hanya mengenal layar televisi dan layar lebar, maka saat ini jumlah terus bertambah.
"Kalau angkatan gue, kenal layar cuma dua, kalau enggak televisi ya layar bioskop (layar lebar). Sekarang, seperti anak gue itu jumlah layarnya banyak, mulai dari ponsel, tablet, semua yang layar yang bisa disentuh (touch screen)" ujar dia ditemui Selasa malam, 2 Februari 2016.
Salman menampik kalau adanya teknologi tersebut akan mengalihkan penonton televisi atau bioskop ke medium yang lebih mobile, misalnya ponsel pintar. Sebab, menurut dia yang pernah menulis skenario film Ayat-Ayat Cinta dan Laskar Pelangi ini, perangkat tidak akan mengambil lahan penonton televisi atau bioskop.
"Tidak akan bergeser. Justru akan menambah channel. Misalnya Netflix, itu tidak akan membunuh bioskop, buktinya di Amerika (Serikat) tidak terjadi. Bahkan, di Hollywood sana premier sebuah film bisa bersamaan dengan yang ditayangkan di Netflix. Jadi, bukan menggeser (teknologi itu), melainkan menambah channel," ungkap dia.
Lalu, alumnus jurusan Jurnalistik Universitas Padjajaran, Jawa Barat,  ini melanjutkan, meski teknologi berkembang pesat dengan pola menonton film bisa di berbagai cara, tapi hal itu tak mengubah dalam proses produksi sebuah film. Meski nanti akan ditayangkan di bioskop hingga layar smartphone, film digarap seperti biasanya dengan mengandalkan kualitasnya.
"Sampai saat ini, gue belum melihat pola produksi film berubah karena adanya Netflix ataupun layanan sejenisnya. Semuanya masih sama saja, mau film itu ditayangkan di mana saja. Namun, balik lagi sensasi menontonnya pasti berbeda antara di layar smartphone dengan bioskop. Makanya tidak akan menggeser, tapi menambah channel, adanya teknologi ini," tutur Salman.
Salman juga menceritakan keunggulan teknologi yang berdampak pada film. Menurutnya, apabila film tersebut ditampilkan di televisi, maka harga suatu film akan turun tiap tahunnya, karena semakin banyak ditayangkan.
"Tetapi kalau film itu ada dipasang di platform konten video digital misalnya, maka tiap hari maka jumlah viewers-nya akan terus naik dong, tidak mungkin turun. Misalnya jumlah viewers-nya hari ini tidak akan sama dengan satu tahun lagi, karena jumlah yang menontonnya terus bertambah," ucapnya.