Barekraf Siapkan Wadah Jual-Beli Musik Secara Online
- VIVA.co.id/Mitra Angelia
VIVA.co.id - Badan Ekonomi Kreatif (Barekraf) mengungkapkan sedang mempersiapkan platform musik digital layaknya layanan aplikasi iTunes milik perusahaan raksasa teknologi asal Amerika Serikat (AS), Apple Inc, untuk mewadahi pasar industri musik nasional yang mulai redup di era digital.
Kepala Barekraf Triawan Munaf mengatakan, pihaknya bersama PT Telekomunikasi Indonesia tengah mengkaji lebih dalam pemembentukan platform tersebut. Dengan adanya platform tersebut, industri musik domestik nantinya memiliki wadah dalam memasarkan karya-karyanya.
"Kami dengan Telkom sedang kerjakan itu (platform). Para musisi nanti bisa memasarkan dengan harga yang relatif terjangkau. Selain iTunes, sekarang sudah ada Netflix yang hanya Rp150 ribu," ujar Triawan saat berbincang dengan VIVA.co.id beberapa waktu yang lalu.
Triawan menjelaskan, alasan utama pembentukan platform ini merupakan salah satu cara memberantas pembajakan karya-karya anak bangsa, yang selalu dilakukan oleh oknum tak bertanggung jawab. Upaya ini diharapkan dapat mengedukasi masyarakat.
Dengan adanya edukasi, tentunya akan meminimalisir pembajakan ilegal, baik itu yang disebar melalui dunia maya, maupun dipasarkan di pasar-pasar musik ilegal. Industri musik nasional pun akan menerima keuntungan tersendiri dari langkah pembentukan platform ini.
"Paling penting adalah harga yang terjangkau oleh publik dan diberi kemudahan. Intinya memberi edukasi kepada masyarakat bahwa mendownload atau membeli CD yang ilegal itu negatif," katanya.
Era digitalisasi, diakui Triawan, telah merubah ekosistem dari industri musik itu sendiri. Tak hanya Indonesia, industri musik dunia pun tengah mengalami hal serupa. Bahkan, beberapa toko musik yang memiliki nama besar pun dipaksa gulung tikar di era modernisasi seperti sekarang.
Triawan menegaskan, platform yang saat ini tengah dikaji oleh Barekraf dan Telkom akan berbeda nantinya dengan platform-platform lain milik perusahaan-perusahaan teknologi dunia. Meski demikian, perlu adanya kajian lebih jauh dalam mematenkan rencana tersebut.
"Itu (platform) tidak mudah, karena soal teknologi. Itu termasuk tekonologi tinggi dan tidak boleh jebol. Sudah disiapkan semua. Nanti kami akan sampaikan," ujarnya.