Menkominfo: Netflix Bisa Goyahkan Bioskop
- REUTERS/Robert Galbraith
VIVA.co.id - Meski Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara sudah mengetahui Netflix hadir di Indonesia. Tapi, ia belum tahu pasti, apakah penyedia konten video itu bergerak sebagai layanan Over-the-Top (OTT) atau bukan.
Untuk diketahui, OTT merupakan layanan berupa data, informasi, atau multimedia melalui jaringan internet. Mereka selalu meraup untung dari trafik para pengguna. Sementara itu, penyedia jaringan, seperti operator, merugi karena harus membayar pajak dari trafik yang dihasilkan.
"Belum tahu, makanya nanti lihat. Bisa jadi OTT harus lihat servernya di mana dan lainnya," ucap Rudiantara ditemui di Tebet Dalam, Jakarta, Kamis 7 Januari 2016.
Ia tak setuju apabila Netflix disamakan dengan situs berbagi video, YouTube. Menurutnya, baik Netflix maupun YouTube dinilai berbeda satu sama lain, meski sama-sama berisi konten video.
"Kalau (Netflix) ini soal film dan payable (bisa berbayar). Itu larinya ke mana, dari sisi pelanggan kan bayarnya langsung ke Netflix, tapi datanya bayar ke operator," ucap pria yang sudah mengisi berbagai posisi strategis operator telekomunikasi ini.
Kehadiran konten video ini, termasuk Netflix, sudah diperkirakan sebelumnya. Maka dari itu, dikatakan Rudiantara, ia gencar mengimplementasikan layanan internet cepat, baik melalui kabel optik maupun lewat jaringan nirkabel, seperti 4G Long Term Evolution (LTE).
"Kita harus lihat ini secara ekosistem dan menyeluruh. Tidak bisa sepotong-potong. Pada akhirnya adalah benefit untuk masyarakat," kata dia.
Mengenai kedatangan Netflix di Tanah Air, siapa yang akan tersaingi, Rudiantara mengatakan bisa menggoyahkan layanan TV berbayar hingga bioskop.
"Sekarang di Indonesia itu bukan seribu layar lagi, tapi dengan adanya 4G pada perangkat pelanggan, hasilnya jutaan layar pengganti bioskop. Tapi, pelanggan kita belum biasa. Coba deh, nanti kalau ke depannya bagus, itu akan jadi killer applications," tuturnya.