Kicauan 'Panas' Politikus di Twitter Kini Bisa Dibongkar

Ilustrasi Twitter.
Sumber :
  • REUTERS/Kacper Pempel

VIVA.co.id - Twitter bekerja sama dengan kelompok transparansi pemerintah untuk mengungkap kicauan politikus yang sempat terhapus. Kicauan tersebut bisa ditelusuri melalui sebuah situs khusus yang dibuat Twitter dan para aktivis.

Kasus hilangnya tweet dari politikus yang berkicau dengan nada 'panas' dan kontroversial‎ sering terjadi di Twitter. Namun, ketika akan diusut, kicauan tersebut sudah dihapus oleh sang pemilik akun.

Salah satu contohnya, pada September lalu, salah seorang pekerja kampanye Donald Trump secara tidak sengaja memosting tentara Nazi di akun Twitter-nya Trump, tetapi seketika kicauan te‎rsebut hilang.

Untuk itu, melalui situs Politwoops, para netizen akan diberi jalur untuk menelusuri sejumlah kicauan yang sempat dihapus oleh politikus. 'Pelestarian' tweet ini dilakukan, demi meningkatkan transparansi politik yang menggunakan teknologi pemberdayaan sipil dalam keterbukaannya kepada publik.

"Kami memilik tanggung jawab untuk terus memperdayakan organisasi yang membawa lebih banyak transparansi dialog publik, seperti Politwoops," ujar Chief Executive Officer (CEO) Twitter Jack Dorsey dikutip Cnet, Senin, 4 Januari 2016.

Diketahui, dalam mengungkap hilangnya kicauan politisi ini, Twitter bekerjasama dengan Open State Foundation dan Sunlight Foundation, sebuah kelompok yang mendorong untuk transparansi digital di berbagai negara-negara.

‎Namun dalam peluncuran situs penelusuran politikus ini sempat terkendala. Sebab, ada yang menyerukan kalau langkah tersebut dinilai melanggar aturan privasi para pengguna media sosial. Tetapi, kelompok transparansi digital ini memandang hak warga negara dalam mendapatkan informasi dari tokoh politik juga perlu diutamakan.

"Kami perlu memastikan melayani semua organisasi ini dan mengembangkan dengan cara yang terbaik, karena itulah yang membuat Twitter besar. Kita harus mendengarkan, kita perlu belajar, dan kita perlu percakapan ini dengan Anda. Kami ingin memulainya," kata pendiri media berlogo burung ini.

Twitter Hadirkan #Blueroom di RI, Pertama di Asia Tenggara