Selama 2015, 1200 Petisi Darurat Asap Banjiri Change.org

Ilustrasi Change.org
Sumber :
  • VIVA.co.id/Agus Tri Haryanto

VIVA.co.id - Dari sekian petisi yang dilayangkan oleh netizen melalui Change.org selama 2015, persoalan kabut asap yang paling banyak‎ perhatian. Sebab, sekitar 1.200 petisi membanjiri wadah petisi online tersebut.

"Yang menarik ini, soal Darurat Asap yang ada di Change.org. Selama bulan September hingga Oktober ada 1.200 petisi. Masyarakat mendorong untuk menyelesaikan soal asap itu. Petisi ini tak hanya berasal dari Sumatera saja, melainkan dari Kalimantan dan lainnya juga ada," kata Communications Director Change.org, Desmarita Murni, Senin, 21 Desember 2015.

Pada kesempatan yang sama, Yaya Hidayati dari Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) turut mengomentari banjir petisi yang berhubungan soal darurat asap itu. Menurutnya, hal tersebut bukan tanpa alasan, karena persoalan kabut dari kebakaran hutan ini selalu berulang hingga belasan tahun.

"Bahkan, sejak kemerdekaan Indonesia, kita sudah kehilangan 50 persen hutan alam yang menyebabkan kita kena bencana ekologis. Sebenarnya kita itu punya empat musim, musim kemarau, musim hujan, musim asap, dan sekarang musim banjir longsor," sindir Yaya.

Yaya menceritakan pada 1970-1980, Indonesia membuka lahan besar-besaran, salah satunya untuk membangun industri kelapa sawit. Kemudian pada 1990-an, terus 'memangkas' kekayaan luas lahan hutannya.

"Ada hutan yang enam kali luas lapangan bola ‎hilang per menitnya. Tahun 2015, kita kehilangan hutan mencapai 2,6 juta hektar, 40 juta terpapar asap, dan 500 ribu terkena ISPA dan meninggal, itu dari kalangan anak-anak. Petisi online hingga 1.200 itu menandakan kita punya masalah kronis soal hutan," ujarnya.

Melihat banjirnya petisi itu juga, Yaya menilai, itu menjadi pertanda semakin banyaknya masyarakat yang peduli dengan isu sekitar, terutama soal darurat asap.

Riau Kembali Alami Musim Kemarau

"Di sisi lain, itu juga jadi keprihatinan, pemerintah ngapain saja selama ini sampai ada 1.200 petisi," kata dia.