Change.org: 2015, Tahun Gerakan Demokrasi Digital
- VIVA.co.id/Agus Tri Haryanto
VIVA.co.id - Wadah petisi online Change.org mengungkap, sepanjang tahun 2015 menjadi semakin masifnya gerakan demokrasi versi digital. Hal ini terungkap banyak masyarakat yang menyuarakan aspirasinya melalui internet.
Seperti yang terjadi pada platform Change.org, selama tahun ini, setidaknya ada pertumbuhan signifikan penggunanya yang "doyan" melakukan petisi terhadap isu-isu di sekitar.
Dari kelahiran platform tersebut pada Juni 2012 yang mulanya punya 8.000 pengguna, maka sekarang Change.org melaporkan ada 1,9 juta pengguna per pertengahan Desember 2015.
"Ini artinya pengguna (internet) media sosial haus akan wadah yang menyuarakan aspirasi, pendapatnya, dalam menyampaikan gagasan untuk perubahan," ujar Direktur Komunikasi Change.org Indonesia, Desmarita Murni pada acara "Kilas Balik Gerakan Netizen di tahun 2015" di Synthesis Residence Kemang, Jakarta, Senin, 21 Desember 2015.
Merujuk pada Agustus lalu, ada 1.376.983 pengguna yang terdapat pada laman Change.org, sedangkan saat ini berjumlah 1,9 juta. Artinya, ada pertumbuhan hingga 600 ribuan pengguna yang ingin turut menggerakkan demokrasi secara digital.
"Kami lihat sampai saat ini untuk tahun 2015, pengguna Change.org yang telah berpartisipasi dan mengalami kemenangan mencapai 536.099 orang," kata Desma.
Melihat pergerakan tersebut yang terjadi di laman Change.org, Desma melanjutkan, jutaan suara orang dapat terfasilitasi, terdanai, hingga termobilisasi dengan cepat dan efektif. Dengan kondisi itu, dia menambahkan, masyarakat tidak terbatasi oleh sistem birokratis berlapis hanya untuk menyampaikan usulan, kritik, atau dukungan ke pengambil kebijakan.
"Banyak orang yakin mereka bisa membuat perubahan dengan kontribusi sekecil apa pun. Jumlah partisipasi dan kemenangan ini menunjukkan bahwa netizen berpengaruh dalam menciptakan perubahan dalam tatanan masyarakat," ucap perempuan berkerudung tersebut. (art)