Kaspersky: Hacker Sejati Meretas Hanya untuk Kesenangan Diri
Kamis, 26 November 2015 - 17:06 WIB
Sumber :
VIVA.co.id
- Banyak peretas yang menjalankan aksinya untuk merusak sistem sampai mengeruk keuntungan materi. Namun Kaspersky menilai peretas yang menggunakan keahliannya untuk mengeruk uang orang lain bukanlah seorang hacker sejati.
Dikatakan pihak Kaspersky, hacker atau peretas yang sesungguhnya itu bukan mencari keuntungan. Mereka melakukan aksi peretasan hanya untuk kesenangan pribadi.
"Hacker yang sebenarnya itu, mereka melakukan hanya untuk kesenangan, bukan untuk mencari kepentingan ekonomi," ujar Territory Channel Manager Kaspersky SEA Indonesia, Dony Koemandarin, ditemui di Ritz Carlton Hotel, Mega Kuningan, Jakarta, Kamis, 26 November 2015.
Lebih lanjut ia menjelaskan, saat ini banyak peretas bermunculan dan digunakan kemampuannya untuk kejahatan. Itu disebutnya bukan kategori hacker sebenarnya. Hacker, kata dia, melakukan sesuatu didasari‎ karena kesenangan.
"Berbicara spionase, mata-mata perusahaan, cyber criminal dengan struktur hacker yang teroganisir, itu bukan hacker yang sebenarnya. Dengan di bawah organisasi yang baik, yang ditata dengan rapih cara kerjanya untuk melakukan peretasan‎, itu bukan hacker sesungguhnya," tegasnya.
Peretas bagi dia itu, seperti kemampuan membobol password, membuat malware yang membuat dia menjadi terkenal, bukan untuk kejahatan dengan tingkat keberlanjutan yang mencari keuntungan semata.
"‎Kalau ada yang bilang hacker juga manusia, balik lagi siapa yang memegang dia. Kalau direkrut aktivis, dia untuk kesenangan. Hacker itu gak punya tujuan, betul-betul untuk kesenangan. Biasanya, mereka meretas untuk membantu teman-teman dia," ucapnya.
Baca Juga :
Ini Bukti Sistem Keamanan Informasi RI Lemah
Lebih lanjut ia menjelaskan, saat ini banyak peretas bermunculan dan digunakan kemampuannya untuk kejahatan. Itu disebutnya bukan kategori hacker sebenarnya. Hacker, kata dia, melakukan sesuatu didasari‎ karena kesenangan.
"Berbicara spionase, mata-mata perusahaan, cyber criminal dengan struktur hacker yang teroganisir, itu bukan hacker yang sebenarnya. Dengan di bawah organisasi yang baik, yang ditata dengan rapih cara kerjanya untuk melakukan peretasan‎, itu bukan hacker sesungguhnya," tegasnya.
Peretas bagi dia itu, seperti kemampuan membobol password, membuat malware yang membuat dia menjadi terkenal, bukan untuk kejahatan dengan tingkat keberlanjutan yang mencari keuntungan semata.
"‎Kalau ada yang bilang hacker juga manusia, balik lagi siapa yang memegang dia. Kalau direkrut aktivis, dia untuk kesenangan. Hacker itu gak punya tujuan, betul-betul untuk kesenangan. Biasanya, mereka meretas untuk membantu teman-teman dia," ucapnya.
Baca Juga :
31 WNA Pelaku Cyber Crime Dideportasi dari Indonesia
Polda sudah berkoordinasi dengan Imigrasi.
VIVA.co.id
5 Agustus 2016
Baca Juga :