Kata Menkominfo soal 'Istimewakan' Balon Google dari OpenBTS
- Antara/Yudhi Mahatma
VIVA.co.id - Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara angkat bicara soal polemik 'anak emaskan' Project Loon buatan Google, ketimbang OpenBTS hasil karya anak bangsa sendiri.
Rudiantara menampik, instansinya hanya berpihak salah satu teknologi saja dalam penyebaran koneksi internet. Ditegaskannya, ia membuka opsi teknologi apapun, asal bisa mendukung percepatan akses ke seluruh masyarakat.
"Jadi, saya tidak katakan saya support ini. Tapi, masa saya diam saja? Lagipula (Loon) juga belum proven. Saya melihatnya lebih kepada akses kepada teknologi. Operator cost apa? Cuma interkoneksi dan masalah teknis," ujarnya ditemui di Hotel Shangri-La, Jakarta, Rabu malam, 4 November 2015.
Rudiantara mengaku kalau dia belum mengerti betul tentang OpenBTS. Sebab, ia belum melakukan pembicaraan atau berdiskusi dengan pihak-pihak yang menyelenggarakan teknologi alternatif itu.
"Sejauh yang saya dengar, OpenBTS di luar ini apakah ada numbering? Pelanggannya punya siapa? Loon itu tidak punya pelanggan jika beroperasi di Indonesia karena pelanggan seluler itu milik operator. Nah, saya tidak tahu, OpenBTS punya pelanggan atau tidak," ungkap Chief RA, begitu ia disapa.
Diketahui, OpenBTS merupakan teknologi jaringan alternatif yang dapat menjangkau wilayah-wilayah terpencil. Teknologi ini telah terbukti dapat dikembangkan dari-oleh masyarakat Indonesia untuk membantu mengatasi kesenjangan pembangunan infrastruktur telekomunikasi, juga dalam situasi gawat darurat kebencanaan.
Sementara, operator seluler jarang memasang jaringan telekomunikasi di kawasan yang minim penduduknya, sehingga OpenBTS menjadi solusi dari persoalan tersebut.
Rudiantara menambahkan, kehadiran Project Loon itu tidak ada bedanya dengan Base Tranceiver Station (BTS) umumnya, hanya, penempatannya saja yang berbeda. Sementara, OpenBTS, dikatakannya, bersifat terbuka.
"Penyediaan akses tidak harus pakai Loon. Saya terbuka dengan apapun. Kalau lebih efisien atau bagaimana, itu kompetisi namanya. Kalau operator bisa jual lebih murah yang senang siapa? Masyarakat. Tugas menteri itu nyenengin masyarakat," kata dia.