Kunjungi Silicon Valley, Jokowi Harus Mainkan Kekuatan RI

Sumber :
  • VIVA.co.id/Muhamad Solihin

VIVA.co.id - Masyarakat Telematika Indonesia (Mastel) turut berkomentar terkait rencana kunjungan Presiden Joko Widodo ke kawasan pusat teknologi Silicon Valley, Amerika Serikat pada 25-27 Oktober 2015.

Sebagaimana diketahui, selama kunjungan di AS, mantan Gubernur DKI Jakarta itu akan berkunjung di dua area yakni West Coast untuk ke Silicon Valley, sedangkan East Coast di Washington DC.

Ketua Umum Mastel, Kristiono, mengatakan, dalam kunjungan dan pertemuan dengan petinggi perusahaan teknologi dunia di Silicon Valley, ia berharap Jokowi dan rombongan bisa menegaskan posisi seksi Indonesia dalam dunia teknologi dan digital.

"Seharusnya, pemerintah Indonesia mampu memainkan kartu kekuatan yang dimiliki Indonesia," kata Kristiono kepada VIVA.co.id melalui pesan instan, Kamis 22 Oktober 2015.

Kristiono mengatakan, kekuatan Indonesia dalam konteks itu antara lain ukuran pasar yang sangat besar dengan pertumbuhan ekonomi yang relatif tinggi dan stabil, serta populasi pengguna internet besar. Selain itu, kata dia, kekuatan Indonesia di hadapan perusahaan teknologi adalah Facebook, Twitter, WhatsApp, dan Google sudah mengambil manfaat dari pasar iklan di Tanah Air yang cukup besar.

"Dan itu tanpa dibebani pajak," tutur dia.

Untuk itu, saat bertemu dengan petinggi perusahaan di Silicon Valley, ia berharap Jokowi bisa membujuk perusahaan itu agar membantu pengembangan ekosistem digital di Indonesia.

Startup Indonesia Gembira Bisa 'Naik Haji' ke Silicon Valley

Sebab, menurut dia, pengembangan ekosistem digital di Indonesia menjadi sangat strategis untuk mendorong pertumbuhan ekonomi digital ke depan, dengan fokus pengembangan pada aspek NDA (Network, Device, dan Application).

"Silicon Valley bisa banyak membantu untuk pengembangan ekosistem yang dimaksud melalui establishment research atau pusat software, pembiayaan melalui venture capital untuk startup dan pengembangan ribuan developer yang ada saat ini," kata mantan direktur utama Telkom tersebut.

Pengembangan pada sektor NDA setidaknya bisa mendorong penciptaan keahlian pekerjaan, peningkatan produktivitas, dan kompetisi.

Kristiono juga menanggapi tentang kabar Google akan menawarkan proyek konektivitas internet daerah terpencil dengan Project Loon atau balon WiFi.

Baginya, Project Loon Google tak menjadi masalah untuk diterapkan dan dicoba di Tanah Air. "Sepanjang Project Loon sejalan dengan kebijakan dan memenuhi peraturan perundangan yang berlaku," ujarnya. (art)