Penggagas Smart City: Butuh Rambu untuk Implementasi Cepat

Suhono Harso Supangkat
Sumber :
  • JP Fujitsu
VIVA.co.id
Pakai Cloud, e-Government dan Kota Pintar Jadi Efektif
- Penerapan smart city disepakati tidak akan bisa cepat dilakukan jika tidak ada keselarasan kebijakan dan regulasi antara pemerintah pusat dan daerah. Oleh karena itu, para pegiat smart city mendesak adanya campur tangan pemerintah untuk mengeluarkan kebijakan dan regulasi terkait pembangunan kota dan desa cerdas.
Bekasi Masuki Tahap Awal Implementasi Smart City

Hal ini disampaikan oleh penggagas smart city, Suhono Harso Supangkat, saat ditanya
Ini yang Dibutuhkan untuk Kembangkan Kota Pintar
VIVA.co.id
terkait dengan hasil Konferensi Smart Indonesia Initiatives Forum yang berlangsung pekan lalu di Bandung.


Menurut Suhono, kebijakan dan regulasi dari keduanya, baik pemerintah pusat dan daerah telah menjadi perhatian utama dan berperan penting untuk mendorong implementasi smart city.

"Regulasi harus segera dihadirkan dan ini prioritasnya sangat mendesak. Saat ini banyak kota atau desa ingin mengadopsi platform smart city tapi membutuhkan rambu-rambu yang jelas," ujar Suhono, yang juga menjabat sebagai Ketua Panitia Konferensi Smart Indonesia Initiatives Forum, kepada VIVA.co.id, Selasa, 20 Oktober 2015.

Suhono mengatakan, inilah yang menjadi perhatian sekaligus hasil dari Konferensi Smart Initiatives Forum kemarin. Selain meminta dibuatkannya regulasi, konferensi juga menghasilkan rekomendasi pengembangan smart people (manusia cerdas) untuk Indonesia Cerdas. Dan ini akan menjadi bagian rencana aksi yang telah dilakukan komunitas Generasi K atau C-generation.

"Isu soal pembangunan manusia cerdas ini juga menjadi perhatian Menko Puan (Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Puan Maharani) saat berpidato di konferensi itu. Dia memberikan perhatian terhadap stereotype anak bangsa dari hasil publikasi di laman National Stereotpye," kata Suhono.

Dijelaskan Suhono, dalam situs itu diperlihatkan bahwa orang Indonesia lebih memikirkan keperluan jangka pendek, kurang memikirkan jangka panjang, pemalas, inferior lamban dan lainnya. Namun disamping itu, tetap ada hal positif lainnya dari karakter manusia Indonesia, seperti ramah, rendah hati, dan religius.

"Menko Puan merasakan perlu upaya transformasi, hal yang kurang baik menjadi lebih baik lagi, melalui upaya perbaikan pembangunan manusia dan kebudayaan secara cerdas. Beliau mendukung gerakan 'Smart People' untuk Kota dan Desa Cerdas Indonesia. Gerakan Gaul tidak mesti amburadul yang dijalankan oleh C-generation perlu dikembangkan untuk membangun kebudayaan cerdas di Indonesia," papar Suhono menjelaskan pidato Menko Puan.

Lebih lanjut Suhono mengatakan pada konferensi bergengsi itu juga hadir Menteri Pariwisata Arief Yahya yang menyampaikan program Pariwisata Cerdas atau Smart Tourim.

"Pak Arief Yahya meminta ITB membantu menerapkan Teknologi untuk pengembangan pariwisata cerdas ini,” katanya.

Sedangkan Menko Maritim dan Sumber Daya, Rizal Ramli, mengangkat isu inovasi yang dianggap memiliki peran penting. Menurut dia, papar Suhono, inovasi beda dengan globalisasi. Dia mengatakan "Lakukan inovasi sekarang atau tidak sama sekali".

Sekadar informasi, Konferensi e-Indonesia Initiatives Forum ke XI dan Prakarsa Indonesia Cerdas dihadiri lebih dari 650 peserta dibuka oleh Menristekdikti mewakili Presiden Republik Indonesia
 
Selanjutnya kegiatan Prakarsa Indonesia cerdas masih berlangsung hingga Desember 2015 untuk penilaian kompetisi pembuatan platform game, aplikasi, dan video terkait kota cerdas.
Fasilitas yang dirintis sejak masa Joko Widodo masih menjadi Gubernur DKI Jakarta tesebut telah mempermudah kinerja aparat Pemprov DKI Jakarta.

Minat Smart City Meningkat, Pemerintah Disarankan Investasi

Seringkali proyek smart city tak berjangka panjang.

img_title
VIVA.co.id
11 April 2016