Ridwan Kamil: Bandung Smart City Butuh 1.000 Aplikasi
- Indonesia Proud
VIVA.co.id - Menjadikan sebuah wilayah sebagai kota pintar memang tidak mudah. Meski begitu, rencana ini terus diwujudkan, meskipun aplikasi yang dibutuhkan untuk menunjang kota pintar berjumlah ribuan.
Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil, mengatakan bahwa untuk menjadikan Bandung sebagai kota pintar membutuhkan 1.000 aplikasi berbeda yang berkaitan dengan kemudahan birokrasi dan kenyamanan hidup warga.
Dia mengatakan, saat ini, Bandung sudah memiliki 300 aplikasi untuk melayani urusan warga kota. Semua ini tersedia, meski jumlahnya masih jauh dari target yang ditetapkan.
"Masalahnya duit kami kan pas-pasan. Prosesnya, kami bikin tiga tahun. Tahun pertama, kami sudah punya 300 aplikasi. Targetnya 1.000," ujar Kang Emil, sapaan akrabnya, di sela diskusi IDByte di Ritz Carlton, Pacific Place, Jakarta, Jumat, 2 Oktober 2015.
Emil mengungkapkan, aplikasi dapat digunakan oleh warga untuk mencurahkan hati dan komplain mengenai semua hal. “Masyarakat mau curhat, mau komplain, kami bisa rekam. Kami bisa bicarakan,” tuturnya.
Kemudian, Emil mengatakan bahwa Smart City juga berfungsi untuk mencegah kemungkinan-kemungkinan oknum pemerintah melakukan korupsi. Kendati dalam aplikasi juga dicantumkan e-budgeting.
Oleh karena itu, kata Emil, tahun ini, Bandung dinobatkan sebagai kota dengan kinerja birokrasi terbaik se-Indonesia.
“Jadi, apa pun, pada saat teknologi itu lebih mudah, kejahatan-kejahatan negatif di pemerintahan bisa kami kurangi,” tuturnya.
Ridwan, yang dinobatkan sebagai ketua Aliansi Kota Pintar Asia Afrika, beberapa waktu lalu menjelaskan, untuk memintarkan Bandung, beragam layanan aplikasi andalan sudah disiapkan. Salah satunya media sosial berbasis kecamatan, aplikasi Panic Button, aplikasi pemantau transportasi umum kota, dan lainnya. (art)