Pengguna Internet Lebih Takut Pencurian Identitas Digital

Ilustrasi peretas (hacker).
Sumber :
  • allpinoynews
VIVA.co.id
- Kaspersky Lab dan B2B International melakukan survei mengenai ancaman di internet. Hasilnya, pencurian rekening online menjadi kekhawatiran terbesar bagi pengguna.


Elena Kharchenko,
Head of Consumer Product Management
, Kaspersky Lab, mengatakan, orang-orang merasa khawatir tentang keamanan rekening online mereka. Meskipun pada kenyataannya, hanya beberapa dari mereka yang berpikir bahwa mereka akan menjadi sasaran serangan cyber.


"Dan di situlah mereka salah. Penyerang sering mengandalkan unsur kejutan, tepat ketika pengguna tidak mengharapkannya. Itu sebabnya, Kaspersky Lab menganjurkan pengguna internet untuk memperluas pengetahuan mereka tentang ancaman internet saat ini agar waspada dan memastikan solusi keamanan mereka prima dan siap," ujar Kharchenko pada keterangan resminya, Selasa, 1 September 2015.


Kharchenko menjelaskan, peretasan rekening dan malware yang dirancang untuk mencuri kata sandi serta informasi rahasia merupakan kekhawatiran terbesar pertama oleh pengguna internet. Kedua sektor itu berkontribusi menyumbang rasa takut kepada pengguna yakni sebesar 68 persen.

 

Kemudian, ancaman keuangan berada di posisi ketiga dengan menyumbang 63 persen rasa ketakutan bagi pengguna. Kharchenko mengungkapkan, pengguna merasa khawatir tentang kemungkinan kehilangan uang dari rekening, diikuti oleh
phishing email
dan website, bentuk lain ancaman yang juga menargetkan kredensial rekening, di posisi keempat.


31 WNA Pelaku Cyber Crime Dideportasi dari Indonesia
Kharchenko menuturkan bahwa ancaman yang dirancang untuk mencuri info penting juga merupakan jenis ancaman yang sudah dikenali dengan baik oleh pengguna internet. Persentasenya sebanyak 86 persen. Mereka, kata dia, menyadari adanya peretasan rekening, phishing
Diduga Terlibat Cyber Crime, Polda Metro Bekuk 31 WNA
dan malware yang dapat mencuri
password.
Hacker Jajakan 200 Juta Akun Pengguna Yahoo


"Hal-hal seperti ini menunjukkan bahwa ancaman online yang paling dikenal dan mengkhawatirkan para pengguna adalah pencurian identitas digital mereka," ucapnya.

Sementara itu, ancaman yang paling kecil kepada pengguna internet ini adalah serangan DDoS dan aksi spionase global. Kemungkinannya, karena jenis serangan cyber seperti ini lebih menargetkan perusahaan dan jarang mengancam pengguna biasa.


"Tidak mengherankan, serangan DDoS dan aksi spionase adalah ancaman yang bagi pengguna paling kurang dikenal dengan baik. Hanya sebanyak 29 persen dan 27 persen responden, masing-masing, belum pernah mendengar tentang serangan ini," imbuh dia.


Dikatakan Kharchenko, salah satu hasil mengkhawatirkan yang disorot oleh survei, yaitu kenyataan bahwa 28 persen dari pengguna Internet tidak mengetahui tentang ancaman ransomware. Ini terjadi di masa ketika program jahat baru yang dapat mengenkripsi file di komputer dan meminta tebusan pembayaran untuk kunci deskripsi sedang ramai dan semakin sering bermunculan.


"Ahli Kaspersky Lab, misalnya, baru-baru ini melaporkan modifikasi terbaru dari Trojan Tesla Crypt yang menuntut US$500 dari setiap korban," kata dia.


Adware dan aplikasi berbahaya yang diciptakan untuk mengakses webcam berada di posisi teratas ancaman yang pengguna ketahui, tetapi tidak menimbulkan adanya kekhawatiran.


Namun, program tersebut malah lebih berbahaya daripada kelihatannya, seperti penjahat dunia maya dapat menonton pengguna atau mendengar informasi rahasia melalui webcam, atau menggunakan klip video untuk memeras korban-korban mereka. Sementara itu, modul iklan dapat dimanfaatkan untuk menanamkan program yang bahkan lebih berbahaya.


Pada intinya, Kharchenko menegaskan kalau survei yang ditunjukkan itu untuk menunjukkan bahwa pengguna masih meremehkan banyak ancaman cyber. Menariknya, 54 persen responden mencatat peningkatan yang signifikan dalam jumlah ancaman online, tetapi hanya 23 persen dari responden yang percaya bahwa diri mereka bisa menjadi target serangan cyber.


Untuk itu, Kaspersky Internet Security – Multi-Device dan Kaspersky Total Security – Multi-Device adalah solusi keamanan universal yang melindungi komputer rumah dan pengguna ponsel dari ancaman dikenal serta tidak dikenal.


Produk tersebut mengintegrasikan teknologi untuk melindungi pemilik, mulai perangkat dari malware, termasuk perangkat lunak yang dirancang untuk mencegat password bagi layanan online, dari ancaman keuangan, phishing, adware, dan banyak lagi.


"Komponen untuk perangkat berbasis Windows juga menggabungkan mekanisme untuk melindungi dari akses yang tidak sah ke web camera dan mikrofon," kata Kharchenko. (art)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya