Situs Revolusi Mental Dituding Jiplak Website Obama
- Screenshot Facebook Moris
VIVA.co.id - Hanya berselang dua hari sejak diluncurkan, situs revolusimental.go.id sudah bermasalah. Hari ini, situs tersebut tidak bisa diakses. Dalam keterangan di halaman muka situs tersebut, disebutkan server situs mengalami overload sehingga pengelola situs harus memperbaikinya.
Pengguna internet pun ramai mengkritik dan menanyakan kualitas situs yang diluncurkan oleh Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Puan Maharani pada awal pekan tersebut.
Bahkan, ada pengguna Facebook yang membongkar 'dalaman' situs tersebut. Pengguna Facebook dengan akun Moris menuliskan, situs Revolusi Mental itu merupakan laman tak berkualitas. Moris tak membual, ia menunjukkan data berupa tangkapan layar kode dari situs itu.
"Anak SMP pun tahu kalo website RevolusiMental.GO.ID yang di luncurkan hari ini adalah website jadi2an. Website timed out terus, kode plagiat, dll," tulis Moris yang diunggah pada Selasa, 25 Agustus 2015.
Moris melengkapi argumentasinya itu dengan tiga tangkapan layar yang diambil dari situs www.whois.com.
Dituliskan tangkapan layar pertama menunjukkan, domain itu memang dibuat 'secepat kilat'. Dalam kode di tangkapan layar, domain revolusimental.go.id dibuat pada 21 Agustus 2015, atau pekan lalu.
Kemudian tangkapan layar kedua menunjukkan server situs ini ada di idwebhost yang menurutnya adalah kategori shared hosting.
Tangkapan layar ini berbeda dengan hasil serupa pada laman Kementerian Komunikasi dan Informatika, yang menunjukkan server domain itu adalah Dahlia.NS.Cloudflare.com dan evan.NS.Cloudflare.com.
Moris menduga, situs Revolusi Mental menjiplak situs Barack Obama, yang merupakan Presiden Amerika Serikat.
"Kode JS-nya hasil plagiat dari website Barrack Obama yang lupa dihapus, hehehe.. Artinya boleh dibilang ini adalah PENCURIAN SCRIPT!" tulis Moris.
Jika dilihat sekilas template situs Obama dan Revolusi Mental memiliki kemiripan.
Dengan melihat kualitas situs revolusi mental itu, Moris memperkirakan biaya untuk membuat situs hanyalah Rp5 juta, bahkan satu juta pun menurut dia sudah bisa jadi. Ia membandingkan dengan kabar liar yang beredar situs ini menelan biaya Rp140 miliar.
"Kalo websitenya di tenderkan ke saya sudah plus bonus 100 pasang sandal jepit untuk mesjid, hehehe..Ini baru masalah sepele sudah gampang dikibulin, belum tentang rupiah yang semakin menguat..menguatirkan, ketahanan pangan & energi, dll. Tidak perlu di caci, mari didoakan saja. Ada yang bantah silakan, tp dengan data," tulis dia.