Siasat Cegah Animasi Indonesia Dicaplok Luar Negeri

Ilustrasi karya animasi lokal
Sumber :
  • Dok Lanting Animation

VIVA.co.id - Minat masyarakat terhadap dunia animasi dan gaming saat ini meningkat pesat. Tidak sedikit jumlah komunitas pembuat game dan animasi tersebar luas di berbagai daerah di Indonesia.
   
“Tidak sedikit pula karya dari komunitas-komunitas ini. Enam kota di Indonesia seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, Semarang, Malang dan Yogyakarta merupakan kota dengan tingkat minat terhadap dunia animasi yang tinggi dan penghasil game yang patut diperhitungkan,” kata Distributor Sales Manajer AMD Indonesia, Frankie Wijaya di STMIK AKAKOM Yogyakarta, Jumat, 5 Juni 2015.

Menurutnya, selain menyalurkan minat dan bakat, dunia gaming dan animasi  juga membuka peluang bisnis bagi masyarakat. Peluang bisnis itu dapat dilakukan sejak dini dan memunculkan suatu kebutuhan untuk pengetahuan mengenai gaming dan animasi, terutama pada para mahasiswa yang akan memasuki dunia kerja.

Frankie menganggap, para animator muda dari berbagai perguruan tinggi yang mengembangkan program studi teknologi informasi perlu arena kreatif dan institusi yang memfasilitasi karya mereka.

“Ironis,  jika dibiarkan kreativitas mereka ditampung oleh perusahaan animasi luar negeri, kemudian lembaga publik di Tanah Air membeli produk animasi karya anak bangsa dari pihak asing,” katanya.  

Oleh karena itu, kampusnya tengah berpikir bagaimana memfasilitasi para animator muda dari kampus-kampus tersebut.

“Animator menjadi ambassador brand AMD. Jika ada sesuatu yang bisa dijual, saya kira bisa saja dicari,” ujarnya.  

Gagasan memfasilitasi animator muda ini dilakukan di sela kerja sama workshop Music, Animation and Gaming antara AMD Indonesia dan STMIK AKAKOM Yogyakarta.

Pakai Teknologi Ini, Depok Raih Rekor MURI Pemeriksaan Karbon Monoksida Terbanyak

Frankie meminta agar animator bisa belajar dari kasus larinya karya animasi anak bangsa yang tidak diminati industri dalam negeri akhirnya lari dan laku di luar negeri.

“Kita melihat kasus film animasi televisi Upin dan Ipin, sebagai produk lokal Indonesia. Karena perusahaan dalam negeri tidak tertarik, maka para kreator menjual ke Malaysia. Kemudian televisi Indonesia membeli Upin dan Ipin dari pihak Malaysia,” ucapnya prihatin.   

Menurutnya, bila terjadi perkembangan respons signifikan dari sejumlah workshop aminasi dan game, maka AMD Indonesia bisa memfasilitasi kompetisi atau idol animator-animator muda antarkampus di berbagai daerah di Indonesia.

Peran AMD Indonesia dalam memfasilitasi animator muda di kampus dengan mengembangkan teknologi AMD APU dan Radeon R7-240, yang membantu dari segi teknologi animasi. Teknologi tersebut dapat menunjang proses pembelajaran mengenai animasi dan gaming.

“Kita ingin mengubah persepsi dari pengguna produk animasi dan game ke pembuat,” kata Frankie.