Serangan Siber Sering Terjadi Selama Ramadhan

Ilustrasi hacker
Sumber :
  • iStock
VIVA.co.id
- Ancaman serangan siber juga menjadi risiko yang harus dihadapi perusahaan besar. Telkomsel, salah satu operator telekomunikasi besar Tanah Air menyatakan, seringkali mendapat ancaman dunia maya tersebut. Serangan seringkali mengancam layanan data Telkomsel.


"Layanan data yang sering dicoba untuk dibobol," ujar Ariyanto Agus S,
general manager Network Security Management
Telkomsel, ditemui di Hotel Borobudur, Jakarta, Kamis 4 Juni 2015.


Ari, sapaan Ariyanto, mengatakan, upaya serangan yang menyasar perusahaannya itu hampir setiap saat, tak berhenti. Para penjahat siber itu berupaya membobol sistem Telkomsel tiap detik.


"Serangan
sih
banyak ya, setiap detik ada. Jadi, karena banyak, ya ada yang
nyerang
di Medan, yang pasti setiap detik ada yang memindai Telkomsel. Itu semua baru
nyecan loh
ya, belum sampai serangan," ujar dia.


Menariknya, kata dia, dari segi waktu, banyak kejadian serangan yang menyasar terjadi di bulan khusus, yaitu saat Ramadhan. "Itu paling banyak kejadian kalau bulan puasa ya," tutur Ari.
Pengamat: Bentuk Badan Cyber Tak Perlu Gandeng Asing


Badan Cyber Nasional Gandeng CIA, Ini Respons DPR
Sementara itu, dari sisi pelanggan, ujar dia, yang disasar para penyerang adalah ponsel pengguna. Disebutkan, potensi kerugian yang harus ditanggung Telkomsel atas serangan tersebut cukup besar, bisa mencapai miliaran rupiah dalam sehari.

Roadmap Keamanan Siber Dikebut Sampai Oktober

Untuk memitigasi ancaman serangan tersebut, Telkomsel mempertimbangkan profil penggunaan
high value
pelanggan. Namun demikian, Ari mengatakan, Telkomsel tetap fokus dengan keamanan semua pelanggan.


Salah satu komitmen keamanan itu yaitu dengan mengalokasikan investasi keamanan lebih dari Rp100 miliar dalam setahun.


"Setiap kali belanja, kami
gede-gede kok
. Tren biaya
security
itu seperti biaya asuransi. Sebesar 0,25 persen dari pendapatan perusahaan," kata dia. (art)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya