Ini Sebab 60% Serangan Siber di RI Berasal dari Dalam Negeri

Ilustrasi hacker
Sumber :
  • iStock

VIVA.co.id - Enam puluh persen serangan siber yang menghantam Indonesia diketahui berasal dari dalam negeri. Hal ini dianggap sebagai hal yang cukup memprihatinkan dan membuka mata.

Pakar teknologi informasi, Richardus Eko Indrajit, mengatakan hal ini dipicu oleh banyaknya pendidikan yang mengajarkan cara untuk menyerang, bukan bertahan. Lagi pula, mayoritas peretas atau hacker kerap ingin menunjukkan kemampuannya.

"Kebanyakan mereka diajarkan untuk menyerang. Kedua, tutorial untuk menjadi hacker itu banyak," kata Eko. 

RI Sumber Serangan Siber, Ini Senjata Penangkalnya

"Ada yang gratis ada juga yang berbayar. Bahkan software-nya pun dijual murah, dengan interface (antarmuka) yang mudah. Serangan yang dilancarkan juga kadang terpicu oleh hal-hal yang sepele," lanjut profesor ilmu komputer dan teknologi informasi itu dalam suatu diskusi di Jakarta, Kamis 30 April 2015.

Menurut mantan Ketua Indonesia Security Incident Response Team on Internet Infrastructure (Id SIRTII) itu, inilah yang harus di perhatikan pemerintah dan perusahaan. Menurut Eko, para hacker itu bisa dimanfaatkan untuk menjadi konsultan IT di perusahaan atau menjadi bagian dari pertahanan negara.

"Sekarang saya lihat sudah bagus. Banyak hacker yang direkrut sebagai security advisor di perusahaan atau BUMN. Saya yakin, mereka tidak berniat menjadi hacker. Hanya ingin memberitahukan adanya kelemahan dalam sistem suatu perusahaan," kata dia.

Dipaparkan Eko, sistem keamanan mirip seperti rantai yang masuk dari link paling lemah. Ketika semua orang telah terhubung dengan internet, ini artinya keamanan harus dijaga oleh representasi dari semua orang.

Menurut dia, sebuah badan atau perusahaan, apalagi yang bertugas sebagai penjaga keamanan siber, harus bekerja sama atau memiliki akses dengan semua orang. Mereka bisa melibatkan oleh semua orang atau sebanyak mungkin komponen yang membantu.

"Istilah saya, dia harus inklusif. Diterima oleh banyak pihak, ditolong oleh banyak pihak. Kalau dia sudah eksklusif, musuhnya akan banyak," ujar Eko. (ren)