BlackBerry Tak Jadi Dijual, CEO Lengser

Blackberry Campus di Waterloo
Sumber :
  • REUTERS/Mark Blinch
VIVAnews - Setelah cukup menyita perhatian dan ditunggu-tunggu, akhirnya BlackBerry dan Fairfax Financial Holding resmi mencapai kesepakatan investasi senilai US$1 miliar setara Rp11,3 triliun.
Perusahaan Wajib Beri Uang Lembur ke Karyawan yang Masuk di PIlkada
 
Proses penawaran yang berlangsung kurang lebih dua bulan lalu akhirnya berakhir, menemukan kesepakatan definitif. Namun, kesepakatan ini tidak berarti BlackBerry dijual, investor memberikan suntikan dana segar bagi BlackBerry.
IICD Beri Apresiasi Perusahaan Emiten BEI yang Sukses Terapkan GCG
 
Dilansir Reuters, Senin 4 November 2013, Fairfax telah sepakat membeli US$250 juta surat utang selama tujuh tahun, kemudian akan dikonversi menjadi saham bersama senilai US$10.
Berikut Rahasia Sukses PT Paragon: Bisnis Berkah dengan Nilai-Nilai Islam
 
"Pengumuman hari ini merupakan suara signifikan kepercayaan dan masa depan BlackBerry dengan kelompok terkemuka, juga investor jangka panjang,"  kata Barbara Stymiest, Ketua Dewan BlackBerry dalam keterangan resmi perusahaan.
 
Barbara menambahkan bahwa suntikan dana itu diharapkan bisa mempertahankan posisi perusahaan.
 
"Beberapa pelanggan yang terpenting di dunia bergantung pada BlackBerry dan kami menerapkan perubahan yang diperlukan guna memperkuat perusahaan dan memastikan kami tetap jadi mitra yang kuat bagi mereka," jelas Barbara.
 
Sebelumnya dilaporkan, selain melangsungkan penawaran dengan Fairfax, BlackBerry diketahui mengadakan pembicaraan dengan sejumlah perusahaan di antaranya Cisco System inc, Google, SAP, Lenovo Group Ltd, Samsung Electronics Co Ltd, LG Electronics Inc serta Intel Corp.  
 
Akhir September silam, Fairfax mengumumkan kesepakatan lembar saham yang dibeli yakni US$ 9, dengan nilai penawaran perusahaan sebesar US$ 4,7 miliar setara Rp 53,4 triliun.
 
CEO BlackBerry lengser
Sebagai bagian dari kesepakatan investasi, posisi eksekutif produsen ponsel Kanada itu juga dirombak.
 
CEO BlackBerry, Thorsten Heins terpaksa harus lengser dari kursi pucuk pimpinan dan diganti John S Chen, yang sebelumnya merupakan CEO Sybase, salah satu bagian divisi SAP.
 
John Chen didapuk sebagai CEO sementara, sekaligus menjabat Kepala Eksekutif dewan perusahaan sampai nanti pemilik baru menemukan CEO baru. 
 
Sebagai pemilik baru, CEO Fairfax, Prem Watsa akan menduduki Lead Director dewan perusahaan dengan anggota dewan David Kerr. 
 
"BlackBerry adalah merek terkemuka dengan potensi besar. Tapi untuk merebut kembali kesuksesan kami, itu akan memakan waktu dan keputusan yang tangguh," ujar Chen menanggapi akhir penawaran.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya