Kisah Gadis Gantung Diri, Tak Tahan Di-Bully di Internet

Amanda Todd, korban bullying internet
Sumber :
  • YouTube

VIVAnews -- Seorang gadis berdiri nelangsa menghadap kamera, wajah tak terlihat penuh, bibir membisu. Tangannya sibuk membolak-balik lembaran kertas putih berisi tulisan tentang kisah hidupnya yang nestapa: diawali menunjukkan buah dada pada orang asing di internet, diteror, di-bully di sekolah dan dunia maya, dua kali mencoba bunuh diri.

"Namaku Amanda Todd," itu tulisan yang tertera di kertas terakhirnya dalam video “My story: Struggling, bullying, suicide, self harm,” yang ia unggah di YouTube, 7 September 2012.

Sebulan kemudian, 10 Oktober 2012, Amanda ditemukan tewas di rumahnya di  Port Coquitlam, British Columbia, Kanada. Ia diduga gantung diri. Tepat satu bulan menjelang ulang tahunnya ke-16. Kematian yang menggegerkan dunia.

Sang ibu, Carol menceritakan, putrinya pernah mengakui alasan ia mengunggah videonya di YouTube. Agar remaja lain tak terjebak di lubang yang sama dan menggunakan internet secara sehat. Juga imbauan untuk orang tua, untuk peduli dengan masalah yang dialami anak.

"Sekarang anak-anak sudah memiliki iPad, smartphone, dan lainnya. Teknologi sudah berkembang pesat, itu bisa berbahaya bagi anak," kata Carol saat bicara tentang bahaya bullying di internet.

Kisah tragis Amanda berawal saat usianya 12 tahun, teman pria yang ia temui di dunia maya membujuk agar gadis yang masih polos itu menunjukkan payudaranya.

Amanda melakukan kesalahan fatal dengan menyanggupinya. Setahun berlalu, pria bejat itu menghubunginya kembali, memaksanya melakukan tindakan yang sama, dengan ancaman, pelaku akan menyebarkan foto aibnya.

Kali ini, Amanda menolak mentah-mentah. Pelaku membalasnya dengan kejam, menciptakan laman Facebook yang memuat daftar teman Amanda. Foto telanjang dada gadis itu dipajang sebagai foto profil -- yang dengan cepat menyebar di kalangan teman-temannya. Petugas polisi yang mengetuk pintu rumahnya memberitahukan kabar buruk itu. Amanda sontak jadi obyek intimidasi. Sejak saat itu ia menderita depresi, dan mulai mengkonsumsi alkohol.

Pindah sekolah dan kota ternyata bukan jalan keluar. Hubungannya dengan seorang pemuda, yang ternyata sudah punya kekasih membuka luka lamanya. Ia dipukul oleh pacar pemuda itu di depan kerumunan orang, ditinggalkan dalam kondisi luka fisik dan hati di sebuah selokan.

Selama tiga tahun, dua percobaan bunuh diri dilakukan. Memotong nadi, menenggak pemutih pakaian. Nyawa Amanda melayang di usahanya ketiga.

Seorang Pria Tewas Usai Diamankan Polrestabes Medan, Keluarga Duga Dianiaya

Hacker Anonymous bertindak

Kematian Amanda tak hanya membuat keluarga dan rekan-rekannya sedih, sekaligus merasa bersalah. Tapi juga membangkitkan kemarahan Anonymous, kelompok hacker terbesar di dunia.

Dalam video yang diunggah Anonymous di YouTube, seorang pria berjubah hitam dan memakai topeng mengumumkan nama pria yang diduga bertanggung jawab atas kematian Amanda. Si peneror.

Inisial pelaku adalah KM, pria 32 tahun asal British Columbia. "Dia sosok yang layak dibenci dalam masyarakat. dan akan dihukum," kata figur Anonymous itu.

Bagaimana jika ternyata orangnya salah? "Sebagian besar dia yang melakukannya. Dan setidaknya ia adalah pedofil yang ingin mengambil keuntungan dari seorang anak kecil," tukas Anonymous.

Menyusul pengumuman Anonymous, muncul gerakan di dunia maya yang mengancam pelaku dan memperingatkannya untuk" tidur dengan satu mata terbuka" di Facebook.

Kepolisian Royal Canadian Mounted menolak untuk mengkonfirmasi apakah Anonymous menyebut orang yang benar. Sementara keluarga Todd mengaku tak yakin, apa yang disampaikan Anonymous akurat. Mereka mengatakan, polisi saat ini sedang melacak seseorang yang tinggal di AS, yang diduga ikut terlibat.  (sj)

Anggota Geng Motor di Deli Serdang Tewas Dilempar Batu, 2 Penjaga Alat Berat Jadi Tersangka
Ilustrasi garis polisi

Ngeri, Siswa SMP di Depok Tusuk Teman hingga Tewas Sambil Selebrasi Angkat Sajam

Siswa salah satu SMP di Depok diduga menghabisi nyawa remaja berinisial HTF alias F.

img_title
VIVA.co.id
26 Desember 2024