Saham RIM Anjlok, Pendiri Jadi 'Miskin'
- rim.com
VIVAnews - Terus merosotnya saham Research in Motion (RIM), vendor pembuat peranti dan layanan BlackBerry, membuat duo pendirinya, Jim Balsillie dan Mike Lazaridisi kehilangan statusnya sebagai miliarder.
Saham RIM memang terjungkal hingga kini nilainya hanya separuh dibanding pada awal tahun ini. Seperti dikutip Sidney Morning Herald, baik Jim maupun Mike, masing-masing memiliki sekitar 5 persen saham di RIM.
Kini nilai saham mereka jatuh bebas dari US$ 1,9 miliar (sekitar Rp 16,8 triliun) menjadi hanya US$640 juta (sekitar Rp 5,6 triliun).
Laporan keuangan RIM selama tiga kuartal belakangan juga selalu mengecewakan para investor. RIM kini seperti tertatih-tatih mengejar Apple yang makin sukses dengan iPhone dan iPad-nya.
Tablet mutakhir RIM, BlackBerry Playbook juga tak mampu mendongkrak kepercayaan pasar. "Mereka [para pendiri RIM] salah kebijakan," ujar Matthew Thornton, seorang analis dari Avian Securities di Boston.
Menurut dia, RIM meluncurkan PlayBook begitu terlambat. Mereka juga gagal meyakinkan Wall Street untuk menjadi pesaing yang patut diperhitungkan bagi Apple dan Google.
Pada Jumat lalu, di Bursa Nasdaq, saham RIM jatuh 19 persen menjadi hanya US$ 23,93. Ini merupakan penurunan sebesar 66 persen dari harga tertinggi di 2011. Kondisi ini menandai antiklimaks yang dialami RIM, sejak dominasinya di akhir 1990-an.
Pada 1999, saham RIM sempat meroket hingga 70 kali lipat setelah memperkenalkan BlackBerry. Saham RIM di Nasdaq New York juga sempat mencetak rekor tertinggi pada 2008. Dibandingkan harga saham saat itu, kini saham RIM anjlok sekitar 84 persen.