Software Gratis untuk Pengusaha Kecil

Seorang kasir menggunakan laptop
Sumber :
  • VIVAnews/Tri Saputro

VIVAnews - Sektor riil dan usaha kecil menengah merupakan ujung tombak perekonomian nasional dengan penyerapan tenaga kerja yang lebih dari 90 persen, serta sumbangan sekitar  61 persen dari total produk domestik bruto Indonesia.

Yayasan yang Didirikan Prabowo Beri Pupuk Gratis ke Petani di Magelang

Untuk membantu sektor di bidang teknologi, pengembang distro Linux tanah air, RimbaLinux, meluncurkan sebuah software gratis untuk kasir, yang dipersembahkan secara gratis kepada para pengusaha kecil, bertepatan dengan momentum kemerdekaan Indonesia.

Software bernama AhadPOS itu diharapkan bakal membantu UKM untuk mengatasi kendala terbesar mereka dalam proses penjualan dan memonitor stok barang (inventory control). 

Sindikat Pabrik Uang Palsu di UIN Makassar Beraksi Sejak 2010, Libatkan Pengusaha?

"Pekerjaan mengontrol stok cukup memakan waktu dan implementasinya secara manual sangat rentan terhadap kesalahan." ujar Harry Sufehmi dari RimbaLinux, melalui rilis resminya.

Di pasaran, memang sudah banyak beredar berbagai sistem POS (Point of Sales) lain untuk kasir toko. Namun, menurut Harry, software POS tersebut biasanya harganya mahal, fiturnya kurang lengkap, tak bisa dikembangkan, dan kurang reliabel.

Crazy Growth: Rahasia Sukses Hill House dan Produk Multi-Miliar Nap Dress

Dengan AhadPOS, seorang kasir kelontong bisa memanfaatkan program berbasis Web ini melalui komputer, laptop, tablet, maupun ponsel pintar (smartphone), semuanya secara gratis.Software tersebut bisa diunduh di sini.

Selain itu, RimbaLinux juga menyediakan software AhadPOS yang telah dibundel sebagai Virtual Machine (VM), sehingga setelah mengunduhnya, software ini bisa langsung dijalankan tanpa perlu melakukan setup Apache/ MySQL/ PHP lagi. Versi ini bisa diunduh di sini. (sj)

Ilustrasi pajak

Sederet Insentif Pemerintah Ditegaskan Redam Dampak PPN Jadi 12 Persen pada 2025, Ini Penjelasannya

Kenaikan pajak pertambahan nilai (PPN) menjadi 12 persen mulai 1 Januari 2025 dinilai tidak akan berdampak negatif pada penjualan produk otomotif.

img_title
VIVA.co.id
27 Desember 2024