Browser Masa Depan, Browser Tanpa URL
VIVAnews - Keinginan untuk semakin menyederhanakan tampilan browser kian hari kian menguat. Berbagai fitur tak penting disembunyikan atau kalau perlu dihilangkan, agar browser bisa berselancar semakin ringan.
Bahkan tren ke depan, browser bakal menghilangkan kotak Universal Resource Locator (URL) atau lebih sering disebut kotak alamat, di mana biasanya pengguna mengetikkan alamat sebuah situs web.
Setidaknya Google dan Mozilla yang punya rencana untuk mengenyahkan kotak URL, yang biasanya letaknya memanjang di bawah lokasi tab-tab.
Dalam versi Canary (versi awal yang ditujukan bagi para developer), Chrome 13, Google menyediakan fitur 'Compact Navigation' yang dapat digunakan untuk menyembunyikan kotak URL.
Kotak itu baru terlihat kembali bila pengguna mengklik salah satu tab. Namun, kotak alamat itu akan kembali hilang saat pengguna tidak mengetikkan alamat baru atau mengarahkan pointer tetikusnya ke tempat lain.
Seperti dikutip dari situs ConceivablyTech, Google menganggap penghilangan kotak alamat ini akan membuat para desainer web memiliki ruang yang lebih lapang untuk bereksplorasi.
Sementara, Mozilla juga tengah bereksperimen, dengan menyediakan fitur yang mirip, melalui sebuah add-on untuk Firefox 4 dan Firefox 5. Add-on bernama LessChrome HD itu mampu menyembunyikan seluruh toolbar di bawah tab - termasuk kotak URL - , saat mereka sedang tidak digunakan.
Toolbar itu baru kembali terlihat, saat pengguna menggerakan kursor ke arah salah satu tab, atau saat beralih ke tab lainnya.
Hilangnya kotak URL pada sebuah browser, bisa dikatakan sebagai salah satu evolusi yang penting di dunia peramban, sejak kemunculan pertama browser Mosaic.
Namun, walau terdengar cukup revolusioner, pada kenyataannya URL memang hanya diperlukan ketika pengguna hendak menuju situs web tertentu. Setelah pengguna berada di situs yang dituju, kotak alamat ini sudah tidak diperlukan lagi.
Yang perlu diperhatikan, ketika pengguna tak melihat alamat URL dari situs yang ia kunjungi, risiko pengguna untuk terpapar bahaya dari laman web berbahaya bisa meningkat. Sebab, pengguna bisa lebih mudah menjadi target phishing (jebakan link berbahaya). (eh)