Internet Putus, Perusahaan IT Mesir Kelabakan
- AP Photo
VIVAnews - Kondisi dalam negeri Mesir yang terus bergejolak, membuat perusahaan-perusahaan di bidang telematika menjadi korban. Koneksi internet yang diblokir oleh pemerintah Mesir membuat perusahaan-perusahaan telematika di sana, termasuk perusahaan global, musti menyiasati kondisi tersebut.
Microsoft, salah satu dari 120 perusahaan teknologi yang bermarkas di Smart Villages, yang merupakan daerah IT Park di Kairo, terpaksa harus memindahkan layanan call center-nya ke lokasi lain.
"Microsoft terus mengkaji impak dari kerusuhan dan masalah koneksi Internet terhadap layanan dan properti kami. Yang membatasi layanan perusahaan kami secara menyeluruh di wialayah ini, terutama layanan call-center, telah didistribusikan ke lokasi lain," kata Microsoft secara tertulis, seperti dikutip oleh ComputerWorld.
Perusahaan lain yang berlokasi di Smart Villages adalah Hewlett Packard, juga telah menginstruksikan karyawan mereka untuk bekerja di rumah masing-masing.
Menurut Phil Fersht, CEO perusahaan riset outsourcing Horses for Sources, sebenarnya beberapa perusahaan papan atas sangat bergantung pada layanan pusat call center maupun layanan dukungan dan pengembangan software di tempat itu.
Sayangnya, matinya koneksi Internet kini menjadi masalah yang sangat besar bagi perusahaan-perusahaan yang bergantung pada layanan ini.
"Mesir telah terbukti memiliki kualitas yang baik di bidang IT, BPO dan layanan call center di lokasi Timur Tengah, Afrika, dan Eropa. Negara ini telah menginvestasikan jutaan untuk mempromosikan kemampuan ini, namun sepertinya investasi itu kini terancam," kata Phil.
Koneksi Internet di Mesir memang mati sejak Jumat pekan lalu. Pemblokiran akses Internet dilakukan oleh pemerintah untuk menghambat aktivis kelompok oposisi yang memanfaatkan jejaring sosial, khususnya Facebook dan Twitter, sebagai media koordinasi dan komunikasi.
Saat ini, satu-satunya penyedia Internet yang jaringannya masih hidup hanyalah jaringan Internet milik kelompok Noor. Jaringan Noor hanya memiliki 8 persen dari keseluruhan pengguna Internet di Mesir, yang menurut data CIA World Factbook, ada sekitar 80,5 juta orang. (kd)