China Sensor Berita Mesir di 'Twitter' Lokal
VIVAnews - Khawatir dengan menularnya efek Facebook dan Twitter di Mesir, China dikabarkan menyensor kata 'Egypt' pada layanan mikroblog lokal mereka, Sina Weibo.
Seperti dikutip dari situs CBSNews, pencarian kata 'Egypt' pada Sina Weibo, akan memunculkan hasil pencarian bertuliskan "Sesuai dengan hukum peraturan dan kebijakan yang berlaku, hasil pencarian tidak bisa diperlihatkan."
Sina Weibao sendiri, merupakan layanan mikroblog terbesar di China. Sedikitnya, ada 50 juta pengguna yang tergabung dalam layanan tersebut. Kementrian Luar Negeri China sendiri tidak membalas pertanyaan yang meminta komentar atas penyensoran ini.
Di China, berita-berita tentang aksi unjuk rasa warga Mesir terhadap rezim yang tengah berkuasa, hanya mendapat porsi pemberitaan yang kecil. Di situs-situs berita China, artikel-artikel berita tentang Mesir hanya ditulis dalam beberapa paragraf. Foto-foto terbaru perkembangan Mesir juga baru muncul di dalam berita.
Diperkirakan, langkah pembatasan ini ditempuh untuk meredam gejolak di dalam negeri tirai bambu itu. Sebab, gelombang unjuk rasa di Mesir sendiri terinspirasi dari keberhasilan perjuangan masyarakat Tunisia menjungkalkan Presiden Zine El Abidine Ben Ali, yang telah berkuasa selama 23 tahun.
Dengan sekitar 450 juta pengguna internet, China merupakan negara dengan populasi internet terbesar di dunia. Namun, sejak lama China telah melakukan pembatasan terhadap informasi di jaringan internet mereka. Sejumlah situs populer seperti YouTube, Twitter, Flickr dan Facebook, tidak bisa diakses di sana. (sj)