Hacker Pendukung WikiLeaks Ditangkap Lagi
- identityfraudnews.com
VIVAnews - Kepolisian Belanda kembali menangkap seorang remaja terkait dengan gerakan mendukung situs WikiLeaks.
Seperti dikutip oleh situs firma keamanan Sophos, polisi Belanda menahan pria berusia 19 tahun asal Hoogezand-Sappemeer, daerah di sebelah timur laut Netherland, dengan tuduhan melakukan serangan Distributed Denial of Service (DDoS) terhadap situs web milik kepolisian dan jaksa penuntut Belanda.
Serangan itu sendiri dilakukan sebagai bentuk protes terhadap penahanan remaja 16 tahun, yang dituduh turut serta pada operasi PayBack, dengan melakukan serangan DDoS terhadap situs MasterCard dan PayPal, yang ini dianggap memusuhi WikiLeaks karena secara sepihak membekukan akun WikiLeaks.
Polisi Belanda menuduh tersangka yang menggunakan nama maya Awinee, memanfaatkan software buatan para hacker (Anonymous), untuk membanjiri trafik di situs web jaksa penuntut sehingga tidak bisa diakses oleh pengguna lain.
Tak hanya itu, Awinee juga menghimbau kepada para pengguna lainnya untuk turut berpartisipasi dengan serangan yang ia lancarkan. Sayangnya, software DDoS yang digunakan Awinee tidak menyembunyikan alamat IP dari komputernya sehingga dengan mudah polisi bisa melacak identitas penyerang.
Di Belanda sendiri, serangan DDoS merupakan kegiatan ilegal dan bisa dikenakan hukuman maksimum penjara 6 tahun. Kelompok hacker Anonymous sendiri mulai mendistribusikan tool software komputer yang memungkinkan pengguna untuk bisa bergabung dengan Operation Payback sejak pekan lalu.
Menurut analis keamanan komputer dari Panda Security, Sean-Paul Correll, orang-orang seperti Awinee sangat banyak dan tersebar di seluuh dunia. Hingga kini, ada lebih dari 9 ribu pengguna internet di Amerika Serikat yang telah mengunduh software penyerang DDoS buatan hacker Anonymous.
Setelah pengguna internet asal AS, ada sekitar 3 ribu orang pengguna internet dari Inggris yang juga telah mengunduh software itu. Kemudian berturut-turut para pengguna dari Jerman, Belanda, Kanada, Perancis, Sepanyol, Polandia, Russia dan Australia dengan jumlah lebih dari seribu orang.
Swedia, negara di mana WikiLeaks memiliki sejumlah server bawah tanah, menduduk peringkat ke-11, dengan sekitar 75 pengunduh software. "Mereka adalah pengguna internet yang anonim, dan mereka ada di mana-mana," kata Paul Correl.
Kebanyakan, para pendukung serangan ini berasal dari kalangan anak-anak maupun dewasa dari kalangan profesional kelas menengah. Namun, kelompok ini, kata Correl, tidak memiliki semacam hirarki.
"Anonymous terdiri dari berbagai organisasi namun bisa berubah setiap saat. Ini memberikan kelompok ini kekuatan yang besar. Namun di sisi lain ini juga membuat aksi-aksinya menjadi kurang fokus," ia menambahkan.