UMKM Jangan Alergi sama Keamanan Siber

Hacker / serangan siber.
Sumber :
  • Homeland Security Today

Jakarta, VIVA – Era digital membuka peluang luas bagi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Indonesia.

Kadin Berencana Fasilitasi 1.000 Sertifikat Halal untuk UMKM di Jakarta, Total 38.000 se-Indonesia

Mulai dari transaksi bisnis secara online, pemasaran, hingga penyimpanan data pelanggan. Tetapi peluang ini bukan berarti tanpa risiko terhadap serangan siber.

Badan Siber dan Sandi Negara atau BSSN mencatat lebih dari 122 juta serangan siber terjadi sepanjang Januari – Agustus 2024. Dengan keterbatasan literasi dan investasi teknologi keamanan, UMKM merupakan target potensial serangan siber.

Penghematan Anggaran Daerah, Peran Swasta Didorong Bantu Pembangunan

Ancaman seperti malware, trojan, dan ransomware dapat mengganggu operasional UMKM, dari gangguan yang paling ringan hingga kelumpuhan operasional bisnis.

Oleh karena itu, UMKM membutuhkan pendekatan praktis dalam meningkatkan keamanan siber supaya bisnis mereka tetap terlindungi.

Kolaborasi Perkuat UMKM Kejar Target Pertumbuhan Ekonomi hingga 8 Persen

Salah satu kendala utama yang dihadapi UMKM dalam menghadapi ancaman siber adalah rendahnya kesadaran mengenai pentingnya perlindungan data serta aset digital.

Selain itu, tingginya biaya investasi awal teknologi keamanan menjadi hambatan bagi banyak pelaku UMKM.

Namun, pelaku usaha bisa mengatasi tantangan tersebut dengan pendeketan yang lebih fleksibel dan sesuai dengan skala bisnisnya.

Meskipun kepatuhan terhadap regulasi seperti Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) serta Undang-Undang Perlindungan Data Pribadi (UU PDP) penting, fokus utama bagi UMKM di tahap awal digitalisasi adalah membangun kesadaran dan keamanan dasar terlebih dahulu.

Memperkuat keamanan siber sejak dini bukan hanya langkah perlindungan, tetapi juga strategi untuk menjaga kelangsungan usaha di era digital.

Dengan tersedianya solusi keamanan yang fleksibel dan terjangkau, UMKM tidak hanya bisa memenuhi kebutuhan dasar keamanan siber, tetapi juga mulai mempersiapkan diri secara bertahap untuk memenuhi standar kepatuhan regulasi yang berlaku di Indonesia.

Ilustrasi keamanan siber.

Photo :
  • HIMSS

Ilustrasi keamanan siber.

Photo :
Menjawab tantangan ini, PT
Diangraha melalui unit bisnisnya,
, hadir sebagai Cloud-centric Managed Security Service Provider (MSSP) untuk membantu UMKM meningkatkan ketahanan siber dengan solusi yang efektif dan terjangkau. Solusi ini mencakup:

●    Trust Net – Managed Service untuk Next-Generation Firewall.
●    Trust Web – Managed Service untuk Web Application Protection.
●    Trust Point – Managed Service untuk Endpoint Detection and Response.

Ketiga layanan dasar tersebut diyakini cocok diadopsi oleh UMKM yang ingin membangun keamanan siber secara bertahap, mulai dari opsi teknologi yang paling terjangkau hingga solusi keamanan dengan standar enterprise-grade, sesuai kebutuhan dan skala bisnis masing-masing.

Selain itu, layanan DTrust menggunakan model biaya operational expenditure (OpEx), memungkinkan UMKM untuk meningkatkan keamanan siber tanpa harus mengeluarkan  investasi besar di awal. Dengan pendekatan ini, UMKM dapat lebih fleksibel mengelola anggaran operasional mereka.

"Pendekatan kami bertujuan membantu UMKM agar bisa mengadopsi keamanan siber secara bertahap, dengan biaya operasional yang fleksibel. Kami ingin memastikan bahwa keamanan data bukan menjadi beban, melainkan investasi yang mendorong pertumbuhan usaha mereka di masa depan," kata Solution Manager DTrust, Andi Hendra, di Jakarta, Jumat, 21 Maret 2025.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya