Siap-siap Menyambut Datangnya Bulan Berdarah
- VIVA/Muhamad Solihin
Jakarta, VIVA – Gerhana Bulan Total bakal menghiasi langit Bumi mulai Kamis malam, 13 Maret hingga Jumat dini hari, 14 Maret 2025.
Peristiwa alam ini akan membuat Bulan tampak bermandikan darah, sehingga sering disebut sebagai ‘Blood Moon’ atau Bulan Berdarah.
Dilansir dari IFL Science, fenomena itu terjadi saat Bumi berada di antara Matahari dan Bulan, sehingga sebagian besar cahaya Matahari tidak mengenai Bulan.
Tidak seperti Gerhana Matahari yang berlangsung hanya beberapa menit, Gerhana Bulan dapat bertahan hingga satu jam lamanya.
Super Blue Blood Moon.
- NASA
Penyebab Bulan Berdarah
Warna merah darah yang terlihat saat gerhana Bulan total disebabkan oleh fenomena hamburan Rayleigh.
Cahaya biru Matahari yang melewati atmosfer Bumi akan mengalami hamburan atau tersebar. Sementara cahaya merah akan lebih dominan mencapai permukaan Bulan, sehingga membuatnya tampak berwarna merah darah.
NASA menjelaskan bahwa semakin banyak debu atau awan di atmosfer selama gerhana, maka penampakan Bulan akan semakin merah.
Hal ini terjadi karena atmosfer Bumi berfungsi seperti filter yang hanya membiarkan cahaya merah mencapai Bulan.
Wilayah yang Bisa Menyaksikan Gerhana Bulan Total atau Bulan Berdarah
Sayangnya, Gerhana Bulan Total pada 13-14 Maret 2025 tidak dapat disaksikan dari Indonesia. Seluruh fase gerhana hanya bisa diamati dari beberapa wilayah di dunia, yaitu:
- Amerika Utara: Amerika Serikat, Alaska, Hawaii, Kanada, dan Meksiko.
- Amerika Selatan: Brasil, Argentina, dan Chile.
- Eropa: Spanyol, Prancis, dan Inggris.
- Afrika: Afrika Barat, Tanjung Verde, Maroko, dan Senegal.
- Oseania: Selandia Baru.
Sementara itu, Gerhana Bulan Sebagian juga dapat terlihat dari sebagian besar Asia, Australia, Afrika, seluruh Amerika Utara dan Selatan, serta beberapa wilayah di Samudra Pasifik, Atlantik, Arktik, dan Antartika.
Pengamat astronomi di Amerika Utara yang ingin menyaksikan gerhana total harus begadang karena puncak gerhana terjadi pada dini hari.
Fenomena Gerhana Bulan Super Blue Blood Moon.
- VIVA/Muhamad Solihin
Tidak seperti Gerhana Matahari yang memerlukan alat khusus untuk mengamatinya dengan aman, Gerhana Bulan Total bisa dinikmati dengan mata telanjang.
Namun, menggunakan teleskop atau teropong dapat meningkatkan pengalaman observasi dengan detail yang lebih jelas.
Bagi mereka yang berada di wilayah yang tidak dapat menyaksikan Bulan Berdarah kali ini, tidak perlu khawatir, sebab, fenomena alam ini akan hadir kembali pada 7-8 September 2025, yang kemungkinan dapat diamati dari lebih banyak wilayah.
