Menyikapi 'Gelombang' AI dengan Bijak
- Dok. Kemenkomdigi
Jakarta, VIVA – Wakil Menteri Komunikasi dan Digital (Wamenkomdigi) Nezar Patria menyatakan bahwa transformasi digital di Indonesia berkembang pesat dan menghadirkan banyak peluang kemajuan untuk bangsa.
Literasi digital kini menjadi kunci utama agar masyarakat Indonesia dapat memanfaatkan teknologi seperti AI secara bijak, aman, dan produktif.
Berdasarkan laporan "Agenda Peluang Kecerdasan Artifisial untuk Indonesia Emas 2045" oleh Google, pemanfaatan kecerdasan buatan (AI) berpotensi meningkatkan keunggulan ekonomi Indonesia hingga Rp2.612 triliun pada 2030, atau setara dengan hampir 13 persen produk domestik bruto atau PDB Indonesia pada 2022.
Selain itu, disebutkan juga bahwa AI dapat membantu mencapai visi Indonesia Emas 2045 dengan meningkatkan produktivitas dan inovasi di berbagai sektor.
Teknologi ini dapat mengubah cara bisnis beroperasi, mempercepat penelitian ilmiah, serta mendorong industri menghasilkan karya inovatif.
"Dengan kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, komunitas dan dunia pendidikan, kita dapat menciptakan masyarakat digital yang lebih cerdas, beretika, serta bertanggung jawab," kata Wamenkomdigi Nezar Patria di Jakarta, Kamis, 20 Februari 2025.
Untuk itu, Telkomsel menggelar 'Internet Baik' (Bertanggung Jawab, Aman, Inspiratif, dan Kreatif) Series 9.
Tahun ini mengusung konsep festival (Internet Baik Festival/IBFEST) yang menghadirkan berbagai kegiatan edukatif dan kompetisi yang berfokus pada pemanfaatan AI bagi pelajar SMA/SMK sederajat.
"IBFEST juga mendukung target Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemenkomdigi) dalam mencetak 1 juta talenta digital. Program ini menjadi relevan dalam mendukung kesiapan masyarakat menghadapi perkembangan AI secara bijak," tutur dia.
Sementara itu, Vice President Corporate Communications and Social Responsibility Telkomsel, Saki Hamsat Bramono, ingin membekali generasi muda dengan keterampilan AI yang aplikatif.
Ia meyakini bahwa AI bukanlah ancaman yang akan menggantikan peran manusia, melainkan teknologi yang dapat memperkuat kapabilitas dan kreativitas.
"Kami ingin peserta tidak hanya memahami AI secara teori, tetapi juga menggunakannya secara bertanggung jawab," ungkapnya.
IBFEST 2025 menawarkan tiga jalur peminatan yang dirancang untuk membantu peserta mengoptimalkan AI sesuai dengan minat:
Biztech – Menggunakan AI untuk menciptakan solusi bisnis dan sosial melalui riset dan pengembangan produk berbasis teknologi.
Genius – Memanfaatkan AI dalam penelitian untuk menghasilkan inovasi yang berdampak nyata di berbagai bidang.
Creativy – Menggabungkan AI dengan seni untuk menciptakan musik, video, dan karya visual yang orisinal serta bermakna.