Begini Hasilnya kalau Keahlian Manusia dan AI Digabung

Kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI).
Sumber :
  • Analytics Insight

Jakarta, VIVA – Perusahaan perangkat lunak (software) berbasis awan (cloud) asal Amerika Serikat (AS), Salesforce, menyebut kecerdasan buatan (AI) akan mengubah lanskap bisnis di Indonesia pada 2025.

Kemajuan Militer Berisiko China dengan DeepSeek AI

"Tahun lalu, kita memasuki gelombang ketiga AI, dengan hadirnya agen AI otonom, yang bisa mengambil keputusan dan bertindak tanpa campur tangan manusia. Tahun ini, fokusnya adalah mewujudkan janji tersebut," kata Country Leader Indonesia Salesforce, Iman Muhammad, Jumat, 14 Februari 2025.

Menurutnya, agen AI otonom akan menjadi salah satu motor pertumbuhan utama bagi Indonesia pada tahun ini, membantu bisnis meningkatkan skala operasional, mendorong produktivitas, dan menghadirkan pengalaman pelanggan yang lebih unggul.

Ericsson Pol-polan Garap 5G di Indonesia

"Perusahaan di Indonesia yang berinvestasi dalam agen AI otonom memiliki peluang untuk melampaui kompetitor mereka dan membuka nilai bisnis yang nyata dari teknologi ini," tuturnya. Dengan hadirnya agen AI otonom maka pelaku bisnis memiliki peluang lebih besar untuk mendorong pertumbuhan pendapatan.

Membuka Batasan Baru Lewat AI

Agen-agen ini mampu mengintegrasikan data terstruktur dan tidak terstruktur dari seluruh organisasi, membuka jalan bagi hubungan pelanggan yang lebih dalam dan bernilai tinggi, yang pada akhirnya dapat menciptakan sumber pendapatan baru.

Agen AI otonom dapat secara signifikan mempengaruhi arah pertumbuhan sebuah perusahaan. Ambil contoh sebuah bank yang melayani ribuan klien bisnis. Analisis awal terhadap pola pengeluaran mungkin menunjukkan bahwa mayoritas pelanggan mereka adalah UMKM dengan pengeluaran kecil.

Namun, analisis yang lebih mendalam bisa mengungkap bahwa bisnis-bisnis ini sebenarnya membagi pengeluarannya ke berbagai bank.

Mengubah strategi tim untuk memperkuat keterlibatan dengan semua pelanggan secara manual tentu sangat sulit, tetapi dengan agen AI otonom, bank dapat mempertahankan interaksi pelanggan yang konsisten tanpa perlu pengawasan terus-menerus.

Selain itu, agen AI otonom beroperasi 24/7, memberikan cakupan pelanggan yang lebih luas dibandingkan metode konvensional. Pada akhirnya, bank dapat meningkatkan basis pendapatannya yang sebelumnya berisiko jatuh ke tangan kompetitor.

Dalam perlombaan menuju operasionalisasi AI, pemenangnya adalah mereka yang meninggalkan solusi DIY (Do-It-Yourself) dan beralih ke solusi siap pakai (out-of-the-box) yang menawarkan kecepatan, kemudahan implementasi, dan akurasi lebih tinggi.

Bisnis yang mengadopsi solusi siap pakai dapat langsung fokus pada penerapan AI dan merasakan dampak serta manfaatnya secara instan. Sebaliknya, perusahaan yang mencoba membangun AI mereka sendiri seringkali menghadapi tantangan seperti biaya tersembunyi dan proses realisasi yang lambat.

Fondasi data yang tepat juga menjadi kunci untuk memaksimalkan return on investment (ROI) dari investasi AI. Tanpa pendekatan ini, AI tidak akan mampu menghasilkan output yang akurat, kontekstual, dan dapat dipercaya.

Indonesia dinilai sudah memiliki ekosistem startup dan teknologi yang matang dengan rekam jejak kesuksesan yang kuat. Pertumbuhan industri AI di kawasan ini tidak hanya akan menarik lebih banyak investasi dari raksasa teknologi global, tetapi juga mempercepat inovasi di dalam negeri.

Agen AI otonom menawarkan pendekatan yang lebih revolusioner dengan menangani permintaan secara otomatis dan meningkatkan interaksi pelanggan dengan cara yang lebih dari sekadar menambah kapasitas.

"Pendekatan ini bukan hanya soal efisiensi, tetapi juga menghadirkan layanan pelanggan berkualitas tinggi. Agen AI otonom memanfaatkan data secara real-time untuk memberikan dukungan yang kontekstual, mengambil keputusan, dan bertindak sesuai dengan kebutuhan pelanggan," ungkap Iman.

Ia mencontohkan Bandara Heathrow di London, Inggris—salah satu bandara tersibuk di dunia dengan rata-rata 1.300 penerbangan per hari ke 230 destinasi—menghadapi lonjakan wisatawan internasional selama musim liburan.

Dengan menggabungkan keahlian manusia dan AI, perusahaan dapat membangun tenaga kerja yang lebih gesit, fokus pada pertumbuhan, serta mempersiapkan karyawan untuk peran yang menuntut kreativitas, pemecahan masalah, dan pemikiran strategis.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya