China 'Skak Mat' AS dengan DeepSeek, NVidia hingga Meta Takluk

Bendera Amerika Serikat (AS) dan China.
Sumber :
  • ANTARA/Xinhua.

New York, VIVA – Aplikasi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) asal China, DeepSeek, sukses menyalip ChatGPT milik OpenAI sebagai aplikasi chatbot AI gratis teratas di App Store Apple di Amerika Serikat (AS) dan Inggris, selain China.

DeepSeek Bak Pedang Bermata Dua

Bahkan, mampu merontokkan nilai saham perusahaan teknologi AS seperti produsen chip NVidia, Microsoft, dan Meta. Kok bisa?

Mengutip situs Deutsche Welle, Rabu, 29 Januari 2025, NVidia tercatat kehilangan US$600 miliar nilai saham dalam sehari. Penurunan ini menggeser posisinya sebagai perusahaan paling berharga di dunia.

Desy Ratnasari Pernah Dilamar Pria Beda Agama, Siapa?

Hal itu karena valuasinya menyusut dari US$3,5 triliun menjadi US$2,9 triliun, lebih rendah dari Apple dan Microsoft.

Pasar bursa di AS dibuat panik lantaran dipicu oleh hasil tes model dasar AI oleh DeepSeek yang mengungguli pemain besar seperti OpenAI atau Gemini milik Google.

Apa Itu DeepSeek yang Disebut Ganggu Prospek Harga Bitcoin, Bisa Jadi Ancaman Jangka Panjang?

Perkaranya, DeepSeek dikembangkan dengan biaya yang diklaim hanya berkisar US$5,6 juta, jauh lebih kecil dibandingkan dana miliaran dollar AS yang dihabiskan raksasa teknologi AS untuk mengembangkan produknya.

Popularitas aplikasi AI DeepSeek yang melonjak sejak diluncurkan pekan lalu menantang asumsi banyak pihak bahwa AS adalah pemimpin dalam urusan AI.

Timbul pula pertanyaan tentang seberapa besar investasi yang direncanakan oleh perusahaan-perusahaan AS di bidang AI setelah kemunculan DeepSeek.

Terlebih lagi, dengan embargo teknologi yang diterapkan AS terhadap China, DeepSeek hanya mampu menggunakan peranti lawas buatan NVidia, bukan pemroses teranyar seperti A100 yang diklaim berkinerja jauh lebih cepat.

DeepSeek menjabarkan dalam sebuah makalah, bagaimana proses pengembangan dikerjakan dengan anggaran kecil.

Tingginya performa dan rendahnya ongkos pengembangan oleh perusahaan China itu menularkan keraguan di kalangan investor terhadap valuasi saham perusahaan teknologi AS di Silicon Valley yang melonjak karena didorong demam AI.

Sementara itu, asisten AI buatan DeepSeek sudah melampaui rival ChatGPT sebagai aplikasi gratisan yang paling banyak diunduh di App Store Apple.

Keberhasilan DeepSeek mengungguli raksasa AI global menggarisbawahi cepatnya kemampuan Cina mengejar ketertinggalan dari AS dalam pengembangan teknologi masa depan.

"Setidaknya ada empat perusahaan China yang mengklaim telah melatih model AI yang mampu menyaingi rival di Silicon Valley. Ini bukan fenomena yang hanya terjadi sekali. Ini sebenarnya hanya satu contoh dari seluruh industri AI di China," kata Angela Zhang, profesor hukum di University of Southern California, AS.

Melansir situs BBC, DeepSeek didirikan pada 2023 oleh Liang Wenfeng di Hangzhou, sebuah kota di China tenggara. Pria 40 tahun lulusan teknik informasi dan elektronik ini juga mendirikan dana lindung nilai (hedge fund) guna menyokong aplikasinya.

Hal yang lain, ia sengaja menimbun chip NVidia A100, yang sekarang dilarang diekspor ke China. Para ahli yakin pasokan chip ini—yang diperkirakan mencapai 50 ribu unit—membuat Liang bisa meluncurkan DeepSeek. Ia juga disebut-sebut memasangkan chip NVidia dengan chip yang lebih murah dan kelas bawah yang masih bisa diimpor.

Liang Wenfeng baru-baru ini terlihat dalam sebuah pertemuan antara para ahli industri dan Perdana Menteri China, Li Qiang. "Saya terkejut dengan reaksi khalayak terhadap model AI buatan versi sebelumnya. Saya tidak menyangka harga akan menjadi masalah yang sensitif," jelasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya