Soal AI, Indonesia Bisa Tiru Eropa
- VIVA.co.id/Yeni Lestari
Jakarta, VIVA – Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid mengingatkan pengembangan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) di Indonesia agar dilakukan secara kreatif, inovatif, dan bertanggung jawab.
Di tengah antusiasme masyarakat terhadap potensi teknologi tersebut, ia menekankan pentingnya menjaga keseimbangan antara kebebasan berekspresi, perlindungan hak cipta, serta pengawasan yang ketat terhadap penerapan AI.
Meskipun berpotensi memacu kreativitas dan inovasi di berbagai sektor, dirinya mendorong pengawasan terhadap implementasi AI harus dilakukan secara menyeluruh untuk mencegah pelanggaran hak cipta atau etika digital lainnya.
“Kita belajar dari pengalaman negara lain, seperti Eropa, yang sudah lebih dahulu mengembangkan kebijakan untuk mengelola AI. Kita bisa mengambil pelajaran berharga untuk merumuskan kebijakan yang relevan dengan kebutuhan masyarakat Indonesia,” kata Meutya Hafid di Jakarta, Selasa, 7 Januari 2025.
Menurutnya, saat ini Eropa menjadi salah satu model terbaik dalam pengelolaan teknologi AI, dengan pendekatan yang seimbang antara inovasi dan pengawasan.
Oleh karena itu, Kemenkomdigi telah menjalin kerja sama dengan Jerman untuk berbagi praktik terbaik dalam pengelolaan teknologi digital.
“Kemajuan teknologi memberikan ruang kebebasan berekspresi dan kreativitas, tetapi juga tidak boleh mengabaikan perlindungan terhadap kekayaan intelektual dan kepentingan masyarakat luas,” tegas Menkomdigi.
Ke depan, Kemenkomdigi membuka pintu bagi masyarakat untuk memberikan masukan terkait kebijakan AI.
Pendekatan pengawasan teknologi AI yang diterapkan Kemenkomdigi akan melibatkan berbagai pemangku kepentingan dan mempertimbangkan masukan dari berbagai pihak.
“Kami sedang meramu kebijakan yang tidak hanya berbasis data dan regulasi, tetapi juga mempertimbangkan rasa dan kepentingan bersama. Kami ingin memastikan bahwa AI membawa manfaat besar bagi Indonesia, sambil tetap melindungi kepentingan masyarakat luas,” tutur Menkomdigi Meutya Hafid.