'Ribuan Luka' Menyebabkan Es Antartika Hancur Lebur

Dunia lain di bawah Antartika.
Sumber :
  • Live Science

Jakarta, VIVA – Antartika kehilangan es dengan cepat. Hal itu karena sebagian akibat perubahan iklim.

Viral! Pria Ini Rela Temani Pendaki Lain yang Alami Hipotermia usai Ditinggalkan Temannya Demi Puncak

Peristiwa pecahnya es kutub secara besar-besaran, seperti yang membentuk gunung es A-68 seukuran Delaware (5.800 kilometer persegi atau 2.239 mil persegi) pada 2017, dapat mengguncang lapisan es dan menarik perhatian publik.

Namun, jarangnya peristiwa pecahnya es secara ekstrem membuat para ilmuwan sulit untuk memprediksinya dan memahami apakah peristiwa tersebut terkait dengan perubahan iklim, seperti dikutip dari situs Livescience, Rabu, 1 Januari 2025.

Fakta Mengerikan Perubahan Iklim 2024: Ribuan Korban Jiwa dan Rekor Suhu Ekstrem

Untuk mengeksplorasi kemungkinan hubungan antara perubahan iklim dan pembentukan gunung es besar di Antartika, para ilmuwan melakukan analisis jangka panjang pertama terhadap gunung es tahunan terbesar di benua itu.

Karena peristiwa pecahnya gunung es besar seperti itu jarang terjadi dan tidak merata, maka mereka menggunakan pendekatan statistik yang secara khusus diarahkan pada kumpulan data kecil dengan ekor panjang untuk mencari perubahan dalam frekuensi peristiwa pecahnya gunung es dari waktu ke waktu.

Viral! Sekelompok Pendaki Gunung Kompak Pakai Jas Hujan Putih, Warganet: Jadi Mirip Sekte

Para ilmuwan fokus pada gunung es tunggal terbesar yang terbentuk setiap tahun, dari 1976 hingga 2023.

Gunung es ini memiliki luas permukaan hingga 11 ribu kilometer persegi (4.247 mil persegi).

Studi tersebut mengungkap bahwa luas permukaan gunung es tahunan terbesar berkurang sedikit seiring waktu dan bahwa meskipun pengaruh perubahan iklim semakin meningkat, risiko peristiwa pecahnya es secara ekstrem tidak meningkat.

"Karena iklim menghangat selama periode studi tetapi luas gunung es terbesar tidak meningkat, temuan tersebut menunjukkan bahwa peristiwa pecahnya es secara ekstrem tidak selalu merupakan konsekuensi langsung dari perubahan iklim," tulis para ilmuwan.

Akan tetapi, jumlah peristiwa pecahnya es yang lebih kecil telah meningkat dari waktu ke waktu, demikian temuan para ilmuwan.

Penelitian ini menyoroti peran peristiwa-peristiwa tersebut dalam mengikis es Antartika dalam 'kematian akibat ribuan luka'.

Kendati peristiwa pecahnya es yang ekstrem menjadi berita utama yang dramatis, mereka akhirnya menyimpulkan bahwa pembentukan gunung es yang lebih kecil dan lebih umum merupakan sumber utama hilangnya massa akibat perubahan iklim di Antartika.

Para ilmuwan juga menemukan bahwa gunung es Antartika terbesar, kemungkinan, belum muncul.

Meskipun mereka tidak memperkirakan peningkatan frekuensi peristiwa pecahnya es secara ekstrem, pemodelan mereka menunjukkan bahwa gunung es yang 'hanya terjadi sekali dalam satu abad' bisa berukuran kira-kira sebesar Swiss (38.827 kilometer persegi atau 14.991 kilometer persegi).

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya