Kiamat Teknologi di Depan Mata

Bendera Amerika Serikat (AS) dan China.
Sumber :
  • ANTARA/Xinhua.

Beijing, VIVA – Kementerian Perdagangan China mengumumkan larangan ekspor mineral dan logam tertentu ke Amerika Serikat (AS).

Kemenangan Pemberontak di Suriah Picu Ketakutan China

Komoditas tersebut, seperti galium, germanium, antimon, disebut sebagai logam kritis dengan fungsi ganda, karena digunakan dalam produksi semikonduktor dan untuk aplikasi militer.

Pengumuman yang disampaikan pada 3 Desember 2024 ini bertujuan untuk memperkuat kontrol ekspor atas logam kritis ke AS adalah 'untuk menjaga keamanan nasional'.

Badai Hantam 6 Wilayah Ini, 60 Juta Orang Terancam

Langkah Beijing merupakan respons langsung terhadap pembatasan ekspor yang diberlakukan Washington DC satu hari sebelumnya, atau pada 2 Desember.

AS melanjutkan kampanye yang sedang berlangsung terhadap sektor semikonduktor China, dengan mengumumkan daftar tindakan ketiganya dalam beberapa tahun, termasuk spesialis sektor chip seperti Naura, Piotech, ACM Research, dan SICarrier Technology.

Baru 1 Tahunan, Baterai Mobil Listrik Neta Ngedrop dan Cuma Bisa Tempuh 40 Km

Aksi saling balas AS dan China tersebut merupakan pertukaran terbaru dalam persaingan yang memanas di antara kedua negara.

Konfik sebagian besar berkisar pada perdagangan, produksi teknologi militer, dan pengembangan aplikasi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI).

"Kebijakan ini merupakan bentuk penguatan dan sikap defensif dari pihak China dan AS, bahwa ini bukanlah fenomena baru bagi kedua negara," kata Claire Reade, penasihat senior dari firma hukum Arnold & Porter di Washington D.C., dan pakar hubungan dagang AS-China, kepada DW.

Pembatasan ekspor adalah kontrol terkuat yang pernah diberlakukan AS untuk menurunkan kemampuan China dalam membuat chip paling canggih yang dipakai untuk memodernisasi militernya.

Pernyataan tersebut langsung dibalas Beijing dengan membatasi logam dan mineral utama tertentu.

Empat asosiasi industri utama China, yang sektor semikonduktor, internet, mobil, dan komunikasi, telah mengumumkan akan mengurangi pembelian chip dari AS.

Sebagai alasan, asosiasi semikonduktor China mengatakan 'produk chip AS tidak lagi aman dan andal'.

Galium dan Germanium adalah dua jenis logam tanah jarang yang kini dilarang diekspor ke AS, setelah Beijing sebelumnya memberlakukan pembatasan ekspor pada 2023.

Produk-produk tersebut memiliki banyak aplikasi khusus. Galium, misalnya, dibutuhkan untuk memproduksi lempengan semikonduktor kelas atas, serta untuk panel surya dan peralatan radar.

Adapun, Germanium memiliki beberapa kegunaan, termasuk untuk serat optik dan satelit.

Pusat Studi Strategis dan Internasional, sebuah lembaga pemikir, mengatakan, 'semikonduktor berbasis galium sangat penting bagi industri pertahanan AS, khususnya dalam sistem pertahanan rudal dan radar generasi mendatang, serta peralatan peperangan elektronik dan komunikasi'.

Menurut Survei Geologi AS, sebuah badan pemerintah, China memproduksi 98 persen dari pasokan galium dunia pada 2023.

Data untuk germanium tidak tersedia secara umum, tetapi Beijing juga mengendalikan sebagian besar pasokan globalnya.

AS tidak hanya mengimpor kedua produk tersebut dari China, tetapi juga Kanada, Jerman, Jepang, dan negara-negara lain.

Namun, sejak China mulai memberlakukan pembatasan secara bertahap tahun lalu, harga di pasar global telah meningkat tajam. Risiko gangguan pasokan sudah diketahui dengan baik.

Pada November 2024, Survei Geologi AS mengatakan bahwa produk domestik bruto atau PDB AS dapat turun sebesar US$3,4 miliar jika China menerapkan larangan total terhadap ekspor galium dan germanium.

Namun, dominasi China tidak berarti AS tidak memiliki pilihan lain. Pertama, ada produsen lain dan kedua. Ada kemungkinan untuk meningkatkan produksi non-China.

Galium sebagian besar berasal dari produk sampingan dari pemrosesan bauksit, bijih utama untuk aluminium.

Meskipun berinvestasi dalam ekstraksi galium di AS dan negara-negara lain akan mahal, hal itu mungkin dilakukan.

"China menjadi lebih tegas dalam upayanya untuk melepaskan diri dari ketergantungan apapun yang dimilikinya pada Barat. Ini akan menjadi langkah lain di sepanjang jalan di mana China berharap tidak akan merugikan kepentingannya, dan akan mengirimkan pesan kepada seluruh dunia tentang keengganan Beijing untuk tinggal diam jika pembangunan ekonomi dan keamanan nasionalnya, dikompromikan atau terancam," tegas Claire.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya