Inovasi untuk Dongkrak Produksi
- The Talent Bank
Jakarta, VIVA – PT Pekebunan Nusantara III (Persero) siap berkolaborasi dengan Rumah Sawit Indonesia sebagai upaya mewujudkan Asta Cita atau delapan misi yang diusung Presiden Prabowo Subianto, terutama dalam bidang ketahanan pangan nasional.
Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara III (Persero), Mohammad Abdul Ghani, menyebut Rumah Sawit Indonesia (RSI) memiliki peran strategis berkontribusi positif ekosistem sawit nasional. "Untuk itulah, kami siap berkolaborasi," tegas dia.
Selanjutnya, Holding Perkebunan Nusantara III yang memiliki 3 sub-holding dan beberapa anak perusahaan dengan berbagai bidang usaha tersebut punya strategi untuk mendukung program swasembada pangan dan energi baru terbarukan melalui initiative strategy 2024-2025.
Strategi itu meliputi pengelolaan perkebunan sawit yang ramah lingkungan, hilirisasi sektor pangan, serta peningkatan produktivitas melalui akselerasi peremajaan sawit rakyat.
"Saat ini terdapat 2,8 juta hektare sawit rakyat yang berusia di atas 25 tahun untuk segera diremajakan. Ini menjadi salah satu momentum bagi PTPN III dalam memperkuat ketahanan pangan melalui program intercropping," jelas Abdul Ghani.
Intercropping merupakan program budidaya dua komoditas berbeda dalam satu hamparan yang sama melalui program peremajaan sawit rakyat (PSR).
Melalui program ini maka di areal PSR berpotensi membentuk areal tanam padi seluas 136 ribu hektare pada 2025 dan menghasilkan 476 ribu ton gabah kering panen.
"Dengan dukungan seluruh pihak, termasuk kolaborasi bersama RSI, maka akan diharap bisa menghasilkan 238 ribu ton beras melalui program intercropping di areal PSR," tuturnya.
Berdasarkan kajian RSI, jika peremajaan kelapa sawit dilakukan secara konsisten maka terdapat satu juta hektare yang memungkinkan ditanami tanaman sela (intercropping) komoditas bahan-bahan pangan dan energi. Terlebih jika bisa dikonsumsi secara lokal, akan menghemat banyak sekali biaya logistik.