Material Paling Mahal di Dunia, Nilainya Setara 6 Kali Lipat Harga Berlian

Ilustrasi berlian
Sumber :
  • tomsguide

Jakarta, VIVA –  Tahukah Anda bahwa terdapat material yang harganya sangat fantastis untuk ukuran yang sangat kecil bahkan lebih mahal dari harga satu karat berlian. Grace Tahir memaparkan benda tersebut yang diprediksi sebagai barang paling berharga di masa depan. 

Sebelum Dilaporkan, Reza Artamevia Sempat Disomasi untuk Kembalikan Uang Rp18,5 Miliar

Pengusaha berdarah Tionghoa mengatakan benda tersebut merupakan sebuah zat (substance) yang jarang diketahui oleh banyak orang. Padahal, harga per gramnya jauh lebih mahal daripada berlian dari Afrika. 

"Namanya sudah banget, endohedral fullerenes. Harga dari zat ini lebih dari £100 juta," ucap Grace Tahir yang dikutip dari video pendek (short) YouTube pada Selasa (19/11/2024).

Hal Ini Buat IM Yakin, yang Dijual Reza Artamevia Berlian Sintetis

Dari perkataan Grace Tahir maka disimpulkan harga satu gram endohedral fullerenes senilai Rp 2 miliar (estimasi kurs Rp 20.080). Artinya satu gram endohedral fullerenes setara enam karat berlian yang mana mengacu harga berlian satu karat dari Diamond & Co senilai Rp 32,5 juta.

Ini Kronologi Perkenalan Singkat hingga IM Bisnis Berlian dengan Reza Arthamevia

"So menarik ya, (harganya) 100 juta British Pound. Wow," imbuh Grace Tahir.

Grace Tahir menyampaikan salah satu kegunaan endohedral fullerenes berhubungan dengan kegiatan eksplorasi ruang angkasa (space exploration). Zat yang berbasi atom nitrogen itu juga berguna dalam menentukan waktu yang akurat karena dapat digunakan untuk membuat jam tangan berukuran sangat kecil.

Selain itu, endohedral fullerenes dapat dimanfaatkan sebagai teknologi penting dari cara kerja sistem GPS dalam menentukan navigasi secara tepat. Bahkan, atom ini mampu menghilangkan titik buta di GPS. 

Direktur dana Oxford Teknologi SEIS, Lucius Cary, menyampaikan akan ada banyak aplikasi dari fullerene endohedral. Zat ini mempunyai kemampuan untuk mengendalikan kendaraan secara mandiri tanpa menabrak dengan kendaraan lain di jalur yang sama dengan menjaga jarak 1 milimeter. 

Dikutip dari berbagai sumber, endohedral fullerenes merupakan hasil penemuan dari para ilmuwan di Oxford University. Pertama kali ditemukan pada tahun 1985, fullerene endohedral adalah struktur nano karbon bola yang terdiri dari 60 atom karbon, di dalamnya terdapat atom non-logam atau molekul sederhana, seperti nitrogen, fosfor, dan helium di dalam satu tempat.

Mulanya para ilmuwan memproduksi fullerene endohedral dan menjual sampel pertama seharga Rp 442 juta. Ukurannya hanya 200 mikrogram atau sekitar sepertiga berat dari rambut manusia.

Fullerene endohedral tersusun dari sangkar fullerene C60 dengan atom logam yang terbungkus di dalamnya. Sifat elektronik unik dari fullerene endohedral membuatnya berguna dalam berbagai aplikasi yang sekaligus menjadi alasan harganya selangit.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya