Perang Bintang AS dan China
- The Mirror
Jakarta, VIVA – Amerika Serikat (AS) merupakan ancaman terbesar bagi keamanan sehingga dapat memicu perlombaan senjata di luar angkasa. Hal itu diungkapkan oleh Juru Bicara Kementerian Pertahanan China, Zhang Xiaogang.
"Mereka (AS) telah menggunakan apa yang disebut 'ancaman China di luar angkasa' sebagai dalih untuk menyebarkan senjata anti-satelit. Itu adalah pemutarbalikkan fakta belaka," tegas dia, seperti dikutip dari situs Russia Today.
Zhang menanggapi pernyataan tidak bertanggung jawab baru-baru ini oleh Komandan Komando Luar Angkasa AS, Jenderal Stephen N. Whiting, yang menuduh China mengembangkan persenjataan luar angkasa dan mengancam akan menyebarkan senjata anti-satelit yang menargetkan Rusia dan China pada 2025.
Menurut Zhang, AS mendefinisikan luar angkasa sebagai wilayah pertempuran seiring dengan upayanya untuk terus memperluas pasukan luar angkasa dan membentuk aliansi militer.
"Militerisasi luar angkasa yang berkelanjutan menimbulkan ancaman serius terhadap keamanan bersama dan kepentingan pembangunan semua negara," katanya, seraya memberi peringatan.
Pada Oktober 2024, Angkatan Luar Angkasa AS melaporkan bahwa 5 dari 32 senjata yang direncanakan siap mengganggu satelit China dan Rusia pada tahap awal konflik yang mungkin terjadi dapat dinyatakan beroperasi antara Januari dan Maret 2025.
Sistem Komunikasi Tandingan, yang dikenal sebagai Meadowlands, dilaporkan terlambat lebih dari dua tahun dari jadwal untuk diluncurkan.
Persenjataan teknologi jenis ini dimaksudkan untuk menyebabkan kerusakan sementara dalam suatu konflik untuk melawan meningkatnya jumlah sistem ruang angkasa China dan Rusia.
Departemen Pertahanan AS atau Pentagon menuduh China mengumpulkan senjata anti-satelit, menyuarakan kekhawatiran tentang dugaan fokus negara itu pada kemampuan perang antariksa.
Pemerintah China membantah tuduhan tersebut, menekankan bahwa Washington yang sebenarnya mengancam keamanan global dengan militerisasi antariksanya.
AS telah menyuarakan tuduhan serupa terhadap Rusia pada beberapa kesempatan, yang menunjukkan bahwa Moskow memiliki kemampuan anti-satelit yang tidak diungkapkan yang mungkin bersifat nuklir.
Kremlin telah menepis tuduhan tersebut sebagai tidak berdasar, dengan mengatakan bahwa tuduhan tersebut hanyalah kedok untuk mengalihkan perhatian dari aktivitas militer Washington sendiri di luar angkasa.
Baik Moskow maupun Beijing telah berulang kali mengatakan mereka menentang perlombaan senjata di luar angkasa, dan telah menganjurkan pelestarian ruang angkasa untuk tujuan damai.