Membangun Masyarakat Digital yang Terinformasi

Logo Kemenkomdigi.
Sumber :
  • Dok. Istimewa

Jakarta, VIVA – Wakil Menteri Komunikasi dan Digital (Wamenkomdigi) Nezar Patria mengaku menjadikan Visi Indonesia Digital (VID) 2045 sebagai acuan untuk menghadirkan keterbukaan informasi publik.

Para Istri Curhat Pasangannya Kecanduan Judi Online: Hancurkan Pernikahan-Suami Masuk Bui

Komitmen itu digunakan Kementerian Komdigi selain untuk memenuhi hak akses masyarakat terhadap informasi publik, juga untuk dapat membangun ekosistem digital yang inklusif dan berpusat pada masyarakat.

“VID 2045 menjadi strategi dan kebijakan Kementerian Komunikasi dan Digital atau Kementerian Komdigi untuk memenuhi hak akses masyarakat atas informasi publik,” katanya di Jakarta, Rabu, 13 November 2024.

Terapkan Inovasi Pembiayaan hingga Bisnis Berbasis ESG, BTN Raih Apresiasi Global

Menurut Nezar Patria, VID 2045 merupakan pengejawantahan dari hak konstitusional masyarakat untuk mendapatkan informasi sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 28F.

Pilar dalam VID 2045 yang meliputi Infrastruktur Digital, Pemerintahan Digital, Ekonomi Digital dan Masyarakat Digital menjadi kerangka dalam memperkuat penyediaan akses informasi yang mudah dan cepat bagi masyarakat.

Selain Memudahkan, Transparansi Juga Bisa Dicapai Dengan Model Pembayaran Digital

“Melalui VID 2045, kami berupaya menciptakan lingkungan informasi yang sehat dan demokratis, di mana masyarakat dapat berperan aktif dalam pembangunan negara,” ujar Wamenkomdigi.

Guna memastikan efektivitas penyediaan informasi publik, Kementerian Komdigi menerapkan dua pendekatan yang dilaksanakan Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID).

Pertama, pendekatan push dengan proaktif menyebarluaskan informasi melalui berbagai kanal yang dikelola langsung Kementerian Komdigi serta kerja sama dengan pihak eksternal.

Kedua, pendekatan pull, dengan memerankan PPID sebagai focal point yang bertanggung jawab memproses permohonan informasi publik.

“Substansi permohonan informasi dari masyarakat akan dikoordinasikan ke unit kerja untuk kemudian diklasifikasikan dan disampaikan kepada pemohon informasi,” katanya.

Wamenkomdigi menekankan kolaborasi menjadi kunci keberhasilan memenuhi hak akses masyarakat terhadap informasi yang relevan dan berkualitas.

“Kerja sama ini tidak hanya bertujuan untuk memastikan akses informasi yang lebih baik, tetapi juga sebagai upaya edukasi kepada masyarakat agar lebih bijak dalam memilih dan memilah informasi yang mereka terima,” jelas Nezar Patria.

Dalam tiga tahun terakhir, PPID Kementerian Komdigi berhasil mempertahankan tingkat pemenuhan permohonan informasi publik di atas 95 persen dengan rincian di 2022 sebesar 97,1 persen, selanjutnya 2023 sebesar 98,3 persen dan tahun 2024 sebesar 95,7 persen.

Beberapa permohonan informasi yang ditolak pun disebabkan karena informasi tidak dikuasai dan dikecualikan berdasarkan Pasal 17 Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (UU KIP).

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya