Alasan CSIRT Jadi Kunci Pertahanan Siber Indonesia

Serangan siber.
Sumber :
  • www.pixabay.com/bykst

Jakarta, VIVA – Presiden Prabowo Subianto menekankan pentingnya isu keamanan siber. Ia lalu menginstruksikan kepada setiap lembaga negara untuk memiliki Computer Security Incident Response Team atau CSIRT.

Soal Dukungan Jokowi ke Luthfi-Taj Yasin di Pilkada Jateng, Begini Analisa Pengamat

CSIRT adalah tim tanggap insiden yang mengoordinasikan upaya melindungi dan merespons ancaman siber.

Mulai dari threat hunting hingga incident handling, CSIRT memainkan peran kunci dalam menjaga kelangsungan layanan digital lembaga-lembaga pemerintahan.

Pengamat Apresiasi Prabowo, 2 Pekan di Luar Negeri Mampu Bawa Investasi USD 18,5 Miliar

Berdasarkan data Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) 2023 mencatat sekitar 403 juta anomali, termasuk 347 dugaan insiden siber serius dengan kebocoran data sebagai insiden terbanyak.

Insiden besar seperti kebocoran data di beberapa instansi pemerintah semakin menekankan mendesaknya kebutuhan CSIRT.

Prabowo Ajak Presiden MBZ Datang ke Indonesia

Pemerintah sebelumnya telah menetapkan target membentuk 131 CSIRT dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 18 Tahun 2020 tentang RPJMN 2020-2024 sebagai proyek strategis nasional dengan skala prioritas tinggi.

Langkah Presiden untuk mempercepat pembentukan CSIRT di setiap lembaga negara adalah strategi penting dalam mengurangi risiko siber dan meningkatkan kesiapan Indonesia di era digital.

Dengan latar belakang militer, Prabowo Subianto memahami bahwa pertahanan terbaik adalah kombinasi dari pencegahan dan kesiapan pemulihan pascainsiden. Inilah yang menjadi dasar dari pembentukan CSIRT di seluruh instansi negara.

Presiden Prabowo Pimpin Rapat Kabinet Merah Putih Perdana di Istana

Photo :
  • Biro Pers Sekretariat Presiden: Muchlis Jr

Presiden Prabowo Pimpin Rapat Kabinet Merah Putih Perdana di Istana

Photo :
Datacomm Diangraha berkomitmen mendukung pemerintah dalam memperkuat ketahanan siber nasional.

Melalui layanan keamanan siber DTrust, perusahaan keamanan siber dan cloud ini menawarkan solusi lengkap untuk membantu lembaga pemerintah membangun CSIRT yang efektif dan tangguh.

Dukungan mulai dari penyusunan struktur organisasi, pemilihan personel, hingga implementasi teknologi dan prosedur keamanan siber.

Datacomm juga telah bekerja sama dengan berbagai sektor, termasuk operator telekomunikasi terbesar dan institusi vital negara dalam membangun CSIRT yang andal.

Layanan yang ditawarkan oleh DTrust tidak hanya berhenti pada konsultasi, tetapi juga mencakup pelatihan personel, pengembangan prosedur deteksi dini, hingga pemulihan insiden yang komprehensif.

Dengan prinsip "People, Process, and Technology", Datacomm fokus pada pendekatan yang menyeluruh untuk menciptakan CSIRT yang siap menghadapi berbagai jenis ancaman siber.

Menurut SOC Operation Manager Datacomm Diangraha, Muhammad Haikal, keamanan siber bukan sekadar soal teknologi canggih, tetapi juga mencakup kesiapan tim seperti CSIRT dan prosedur pendukung yang mampu merespons insiden dengan cepat.

"Ketahanan siber (cyber resilience) menjadi kunci untuk meminimalkan dampak gangguan akibat serangan siber, memastikan operasional dapat segera dipulihkan melalui koordinasi efektif tim tanggap insiden," kata dia, Rabu, 6 November 2024.

Haikal juga memastikan setiap lembaga pemerintah memiliki kemampuan teknis dan prosedural yang diperlukan untuk mengantisipasi dan merespons ancaman siber secara efektif.

"Dukungan ini juga mencakup analisis ancaman terbaru dan rekomendasi teknologi yang sesuai dengan kebutuhan spesifik organisasi, menjadikan DTrust sebagai solusi unggul untuk ketahanan siber nasional," paparnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya