Cahaya Misterius Hilir Mudik 2 Hari di Langit Malam
- Firstpost
Jakarta, VIVA – Hujan meteor merupakan fenomena astronomi yang terjadi ketika objek langit meteoroid terbakar saat memasuki atmosfer Bumi.
Objek tersebut dapat berasal dari sisa komet atau asteroid yang yang juga mengorbit Matahari.
Laporan 'Fenomena Astronomi 2024' dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melaporkan bahwa akan ada dua fenomena hujan meteor yang terjadi pada November 2024.
Pertama, Hujan Meteor Taurid pada 4-5 November. Taurid adalah hujan meteor kecil yang berlangsung lama dan hanya menghasilkan sekitar 5-10 meteor per jam.
Hujan meteor ini muncul setiap tahun dengan perkiraan waktu kejadian antara September hingga Desember.
Untuk intensitas Hujan Meteor Taurid utara pada saat puncaknya diperkirakan terjadi 4,2-4,8 meteor per jam.
Sedangkan, intensitas Hujan Meteor Taurid selatan pada saat puncaknya diperkirakan terjadi 6,3-6,9 meteor per jam. Hujan Meteor Taurid utara diperkirakan berlangsung puncaknya pada 12-13 November 2024.
BRIN mengingatkan bahwa masyarakat bisa mengamati atau melihat fenomena hujan meteor itu dengan cara mencari tempat yang gelap.
Selain itu, masyarakat harus mencari lokasi yang memiliki jarak pandang luas. BRIN juga menyarankan, masyarakat berdiri di bawah radian di belahan manapun maka hujan meteor terlihat lebih banyak.
Dalam melihat hujan meteor tersebut, masyarakat tidak memerlukan peralatan atau keahlian khusus. Yang diperlukan hanyalah langit malam yang cerah, dan dibantu dengan informasi pengukur kondisi jarak pandang melihat hujan meteor.
Mengutip situs NASA, Leonid yang mencapai puncaknya pada pertengahan November setiap tahun, dianggap sebagai hujan meteor besar meskipun laju meteor sering kali hanya sekitar 15 meteor per jam.
Leonid adalah meteor yang terang dan juga berwarna-warni. Leonid juga cepat, yakni bergerak dengan kecepatan 44 mil (71 kilometer) per detik, dan dianggap sebagai salah satu meteor tercepat.