Gaspol Wujudkan Indonesia Terkoneksi Internet
- The Journal
Bogor, VIVA – Badan Aksesbilitas Telekomunikasi dan Informasi, Kementerian Komunikasi dan Digital (BAKTI Kemenkomdigi) sudah melakukan berbagai upaya dalam memperluas akses telekomunikasi di wilayah 3T atau tertinggal, terdepan, dan terluar di Indonesia.
Sejak 2015 hingga 2020, BAKTI Kemenkomdigi telah membangun 1.667 base transceiver station (BTS), dan terus berlanjut hingga 2021 dengan tambahan 4.999 BTS, meskipun masih menghadapi tantangan geografis.
"Lokasi-lokasi yang sulit dijangkau, terutama di wilayah timur Indonesia, membutuhkan perhatian lebih dari pemerintah untuk memastikan masyarakat di sana mendapatkan akses internet," kata Kepala Divisi Layanan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) untuk Masyarakat, BAKTI Kemenkomdigi, Ari Soegeng Wahyuniarti, dalam gelaran Musyawarah Nasional III, Asosiasi Penyelenggara Jaringan Telekomunikasi (Munas III APJATEL) di Bogor, Jawa Barat, Kamis, 24 Oktober 2024.
Peluncuran Satelit Satria-1 pada pertengahan 2023 juga menjadi salah satu langkah penting dalam meningkatkan layanan internet di sekolah, kantor desa, puskesmas, dan berbagai lokasi lainnya.
Ari Soegeng juga mengungkapkan bahwa saat ini sudah ada 4 ribu lokasi yang terlayani oleh Satria-1, dengan target penambahan hingga 20 ribu lokasi pada akhir tahun ini. Hingga 20 Oktober 2024, sudah ada 18.715 lokasi terlayani Satelit Satria-1.
Bukan itu saja. BAKTI Kemenkomdigi juga fokus pada pemanfaatan jaringan Palapa Ring, yang telah dibangun dan mulai beroperasi sejak 2018.
Palapa Ring mencakup wilayah barat, tengah, dan timur Indonesia, menyediakan koneksi internet yang lebih baik di wilayah 3T.
"Kami terus membuka peluang kerja sama dengan pihak industri untuk memanfaatkan aset negara, seperti layanan bandwidth dan fiber optik, guna mendukung pengembangan infrastruktur komunikasi di seluruh Indonesia," ungkapnya.
Pada kesempatan yang sama, Munas III APJATEL juga mengangkat transformasi digital sebagai salah satu kunci menuju Indonesia Emas 2045, sesuai arahan pemerintah dalam program Transformasi Digital Nasional, percepatan peningkatan infrastruktur digital dan penyediaan internet perlu menjadi fokus utama.
Ketua Umum APJATEL Jerry Mangasas Siregar mengatakan, visi Indonesia Emas 2045 bisa terwujud dengan adanya dukungan, peran serta, dan juga kolaborasi dari semua pihak.
"Dari segi teknologi digital, jaringan internet yang memadai perlu terus digelar dan ini merupakan tantangan tersendiri bagi kami untuk terus mendukung, bekerja sama dan bersinergi dengan pemerintah dalam pembangunan jaringan hingga ke tingkat kabupaten/kota di Indonesia," jelas dia.
Saat ini, APJATEL memiliki 109 anggota dari berbagai penyelenggara telekomunikasi di Indonesia, dan dalam data APJATEL penetrasi layanan fiber optik di Indonesia saat ini berjumlah kurang lebih 30 persen dengan total panjang kabel serat optik yang terbentang sepanjang 800 ribu km.