Mengurangi Emisi dengan Transisi Energi

Ilustrasi energi hijau atau green energy.
Sumber :
  • indoenergi.com

Jakarta, VIVA – Net zero emissions atau nol emisi karbon adalah kondisi di mana jumlah emisi karbon yang dilepaskan ke atmosfer tidak melebihi jumlah emisi yang mampu diserap oleh Bumi.

Menko Airlangga Hadiri Peluncuran Global Clean Power Alliance: Potensi Baru Dukungan Transisi Energi Bagi Indonesia

Untuk mencapainya diperlukan sebuah transisi sistem energi untuk mencapai kondisi seimbang antara aktivitas manusia dengan keseimbangan alam.

Pemerintah Indonesia serius mewujudkan komitmen net zero emissions. Upaya transisi menuju nol emisi karbon harus dipercepat.

Indonesia dan Tantangan Emisi Karbon, Mengapa Kita Harus Peduli?

Langkah ini tidak hanya penting untuk lingkungan, tetapi juga sebagai strategi penting dalam mempercepat kemajuan ekonomi nasional.

Sektor transportasi merupakan penyumbang terbesar kedua terhadap gas rumah kaca (27 persen), yang masih didominasi oleh bahan bakar fosil.

Akselerasi Transisi Energi, Penerapan ESG Harus Jadi Budaya Industri

Mengurangi emisi karbon di sektor ini menjadi satu di antara agenda prioritas untuk mencapai net zero emissions di Indonesia pada 2060.

Untuk mencapai target pengurangan emisi karbon berdasarkan Kontribusi yang Ditentukan Secara Nasional (NDC) Indonesia, transisi ke sepeda motor listrik harus mencapai 1,8 juta unit pada 2025 dan 13 juta di 2030.

Sedangkan, kendaraan roda empat harus mencapai 0,4 juta pada 2025 dan 2 juta di 2030.

Ilustrasi energi baru terbarukan.

Photo :
  • Inhabitat

Ilustrasi energi baru terbarukan.

Photo :
AstraZeneca berkomitmen mewujudkan nol emisi karbon, di mana salah satu kebijakannya melakukan transisi pada armada operasional dari kendaraan bahan bakar minyak (BBM) menjadi kendaraan listrik (
electric vehicle
/EV) di Indonesia sejak tahun lalu.

Perusahaan biofarmasi asal Inggris ini menargetkan transisi semua armada operasional di Indonesia ke kendaraan listrik selesai pada akhir 2024. Hingga Agustus tahun ini, lebih dari 200 kendaraan atau 50 persen sudah dikonversi ke EV.

"Kami sudah menyaksikan peningkatan tajam dalam kondisi jantung dan metabolik, kanker, serta penyakit pernapasan yang terkait dengan faktor lingkungan. Kami juga mendukung penuh inisiatif pemerintah untuk mempercepat adopsi kendaraan listrik dengan bermitra bersama produsen lokal," kata Direktur Utama AstraZeneca Indonesia Esra Erkomay.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya