Teknologi 5G jadi Game Changer
- Pixabay
Jakarta, VIVA – Game changer merupakan istilah yang mengacu pada perubahan atau inovasi yang mendasar dalam industri atau pasar yang mengubah dinamika yang ada dan menciptakan standard baru.
Teknologi generasi kelima atau 5G misalnya, dipastikan akan menjadi game changer berikutnya bagi para pemain, terutama operator telekomunikasi.
Berdasarkan laporan A.T Kearney Analysis, Indonesia adalah negara dengan potensi pendapatan tertinggi saat 5G diterapkan dibandingkan negara Asia Tenggara lainnya.
Pada 2025, atau ketika 5G diperkirakan sudah beroperasi di Indonesia, pendapatan operator telekomunikasi diprediksi menyentuh angka antara US$1,4 miliar (Rp21,6 triliun) hingga US$1,8 miliar (Rp27,7 triliun).
Untuk itu, perusahaan teknologi asal China ZTE dan operator telekomunikasi Smartfren menghadirkan terobosan dengan komersialisasi komputasi RAN berbasis Native-AI.
Keduanya mengklaim berhasil dalam penerapan komersial komputasi RAN berbasis Native-AI, yang menghasilkan peningkatan pengalaman pengguna sebesar 15 persen dan peningkatan trafik jaringan sebesar 5 persen.
"Di era 5G, komputasi RAN ZTE akan memainkan peran penting dalam mengoptimalkan Total Cost of Ownership (TCO)," ujar CTIO Smartfren Telecom Shurish Subbramaniam, Rabu, 11 September 2024.
Dengan perkembangan pesat dari aplikasi layanan, jaringan seluler menghadapi tantangan yang lebih dari sekadar menangani koneksi yang masif.
Menyediakan pengalaman pengguna yang berbeda, seperti throughput tinggi untuk video HD dan latensi rendah untuk game online, memerlukan strategi jaringan yang memperhatikan aplikasi layanan tertentu.
Komputasi RAN ZTE berbasis Native-AI mengintegrasikan komunikasi dan komputasi langsung di base station, sehingga memaksimalkan potensi infrastruktur jaringan.
Sebagai elemen jaringan yang paling dekat dengan pengguna, komputasi RAN ZTE mencapai tingkat efisiensi yang luar biasa dengan mengalokasikan sumber daya radio secara tepat sesuai dengan kebutuhan layanan dan kapabilitas terminal, memastikan pengalaman pengguna yang optimal untuk berbagai aplikasi.
"Keberhasilan penerapan komputasi RAN ini menandai tonggak penting dalam integrasi AI dengan jaringan seluler. Teknologi ini juga dapat mendukung peluang peningkatan loyalitas pelanggan dan memicu peningkatan trafik layanan data karena pengalaman internet mereka terasa lebih optimal," kata Shurish.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama ZTE Indonesia Richard Liang mengaku terus mendorong inovasi dalam jaringan nirkabel dan mengubahnya menjadi solusi yang menarik, khususnya perjalanan transformasi digital Smartfren.
"Ke depan, kami akan terus berkolaborasi dengan Smartfren dalam inovasi dan transformasi digital. Keduanya juga akan mengubah lanskap dan berkontribusi dalam meningkatkan kehidupan serta ekonomi digital yang lebih luas," papar Liang.