Efek Positif Konsumsi Ganja

Tanaman ganja.
Sumber :
  • UN News - the United Nations

Bonn, VIVA – Studi terbaru menyebutkan bahwa pemberian tetrahydrocannabinol (THC), bahan aktif utama dalam ganja, dalam dosis rendah dalam jangka panjang menghambat penuaan otak dan meningkatkan kemampuan kognitif pada tikus.

Simpan Ganja 5 Karung di Rumah, Perempuan Paruh Baya di Papua Diciduk Polisi

Para peneliti yang berasal dari Rumah Sakit Universitas Bonn, Jerman dan dan Universitas Ibrani Yerusalem, Israel juga melaporkan bahwa penemuan ini menunjukkan potensi perawatan anti-penuaan untuk otak manusia.

Studi ini menyoroti manipulasi protein mTOR (Mechanistic Target of Rapamycin) sebagai faktor penting dalam mengatur metabolisme dan kinerja kognitif.

Bea Cukai Musnahkan 110 Kilogram Ganja Hasil Penindakan di Cilegon, Banten

Direktur Institut Psikiatri Molekuler Rumah Sakit Universitas Bonn, Andreas Zimmer, menjelaskan pentingnya aktivitas mTOR dalam penuaan otak.

"Strategi anti-penuaan pada otak yang didasarkan pada pengurangan aktivitas mTOR mungkin tidak hanya tidak efektif, tetapi bahkan kontraproduktif terhadap penuaan otak. Nah, penelitian ini menemukan strategi untuk memecahkan dilema tersebut," kata dia, seperti dikutip dari situs NDTV, Rabu, 28 Agustus 2024.

Working Memory Kasusnya Meningkat pada Anak, Kenali Sebab dan Solusinya

Penelitian ini juga menyelidiki bagaimana THC mempengaruhi sinyal mTOR dan metabolom, yang mencakup semua sifat metabolik sel.

Andreas menemukan kalau THC meningkatkan aktivitas mTOR di otak, yang pada gilirannya meningkatkan produksi energi dan pembentukan protein sinaptik, yang mengarah pada peningkatan kognisi.

Meski begitu, para peneliti dari Jerman dan Israel ini mengamati penurunan aktivitas mTOR di bagian tubuh lainnya, seperti jaringan adiposa. Penurunan ini serupa dengan efek diet rendah kalori atau latihan fisik yang intens.

"Penelitian kami menunjukkan bahwa efek ganda pada aktivitas mTOR dan metabolom dapat menjadi dasar untuk obat anti-penuaan dan peningkatan kognisi yang efektif," ungkap Andreas.

Temuan dari penelitian ini membuka kemungkinan untuk mengembangkan perawatan anti-penuaan baru untuk otak, yang berpotensi memberikan manfaat bagi kesehatan kognitif manusia.

Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengeksplorasi bagaimana temuan ini dapat diterapkan pada subjek manusia dan untuk mengembangkan terapi yang aman dan efektif.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya