Profil Pavel Durov, CEO Aplikasi Telegram yang ditangkap Polisi

Pendiri Telegram Pavel Durov.
Sumber :
  • Instagram/@durov

Jakarta, VIVA  – Pavel Durov, pendiri dan CEO aplikasi perpesanan Telegram, ditangkap di bandara Bourget di luar Paris, Prancis, pada Minggu, 25 Agustus 2024.

Aden, Pria Penyuka Sesama Jenis Ditangkap Terkait Penyebaran Video Porno Anak

Penangkapan ini terkait dengan dugaan pelanggaran yang melibatkan aplikasinya. Menurut laporan, Durov akan menghadapi pengadilan setelah ditahan oleh pihak kepolisian Prancis.

Ada surat perintah penangkapan terhadapnya sebagai bagian dari penyelidikan atas tuduhan yang meliputi penipuan, perdagangan narkoba, kejahatan terorganisasi, promosi terorisme, dan perundungan siber.

Bos Telegram Dibebaskan dari Tahanan usai Bayar Jaminan Rp 85,6 Miliar

Kedutaan Besar Rusia di Prancis segera menuntut akses konsuler untuk Durov dan meminta agar hak-haknya dijamin. Sementara itu, kantor berita negara Rusia, TASS, melaporkan bahwa beberapa blogger Rusia telah menyerukan protes di luar kedutaan besar Prancis di berbagai negara sebagai bentuk dukungan kepada Durov.

Siapakah Pavel Durov?

Setelah Penangkapan, Hakim Interogasi Bos Telegram Pavel Durov di Prancis

Pendiri Telegram Pavel Durov.

Photo :
  • Instagram/@durov

Pavel Durov adalah sosok yang cukup dikenal di dunia teknologi, sering dijuluki sebagai "Mark Zuckerberg dari Rusia." 

Dia adalah pendiri VKontakte (VK), sebuah situs jejaring sosial terbesar di Rusia, serta Telegram, aplikasi perpesanan yang terkenal karena fokusnya pada privasi dan keamanan.

Durov meluncurkan VK pada tahun 2006 saat berusia 22 tahun dan situs tersebut dengan cepat menjadi platform jejaring sosial paling populer di Rusia. 

Dengan antarmuka yang mudah digunakan dan fitur yang mirip dengan Facebook, VK menarik lebih dari 100 juta pengguna aktif pada tahun 2014, menjadikannya pemain penting di media sosial global.

Namun, hubungan Durov dengan pemerintah Rusia mulai tegang pada tahun 2011 selama protes massal terhadap pemerintah. Durov menolak untuk memblokir kelompok oposisi di VK, yang menyebabkan ketegangan dengan otoritas. 

Tekanan semakin meningkat dan pada tahun 2014, dugaan upaya pemerintah untuk mengambil alih VK memaksa Durov untuk menjual sisa sahamnya dan meninggalkan Rusia.

Setelah meninggalkan VK, Durov fokus pada pengembangan Telegram. Diluncurkan pada tahun 2013, Telegram dengan cepat mendapatkan popularitas, terutama di kalangan mereka yang khawatir tentang pengawasan pemerintah. 

Fitur unggulan Telegram seperti enkripsi ujung ke ujung dan pesan yang dapat dihapus sendiri membuatnya menjadi platform pilihan bagi aktivis, jurnalis, dan advokat privasi di seluruh dunia. 

Saat ini, Telegram memiliki sekitar 950 juta pengguna aktif bulanan, menjadikannya salah satu aplikasi perpesanan terkemuka.

Durov saat ini tinggal di Dubai, tempat di mana Telegram berkantor pusat. Ia juga memegang kewarganegaraan Prancis dan Uni Emirat Arab (UEA). 

Sebelumnya, ia mencoba menetap di berbagai kota besar seperti Berlin, London, Singapura, dan San Francisco sebelum akhirnya memilih Dubai, yang ia puji karena lingkungan bisnis dan kenetralannya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya