Guru SMA Diganti AI
- www.pixabay.com/geralt
Jakarta, VIVA – Sebuah sekolah menengah atas atau SMA di London, Inggris, akan mengizinkan para siswa berusia 15 tahun menggunakan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) sebelum mengikuti ujian lokal tahun depan.
Meski begitu, para ahli mengingatkan bahwa AI tidak dapat menggantikan peran guru dengan baik. Seperti dikutip dari situs Business Insider, Minggu, 25 Agustus 2024, proyek percontohan bernama David Game College ini dimaksudkan untuk membantu para siswa yang kesulitan mengikuti pelajaran di sekolah.
"Para siswa akan memperoleh manfaat yang sangat besar dari pembelajaran adaptif yang didukung AI, yang memungkinkan setiap siswa untuk belajar dengan kecepatan mereka sendiri alih-alih harus mengikuti pelajaran," kata Kepala Sekolah John Dalton.
Apapun itu, pemaksaan penggunaan teknologi AI di sektor pendidikan bisa dibilang menjadi 'solusi sementara yang distopia (tempat yang tidak baik)' lantaran Inggris telah kekurangan guru selama bertahun-tahun.
Meski begitu, penggunaan AI di lingkungan sekolah bukan tanpa masalah, lantaran masih jauh dari kata sempurna.
Mulai dari belum bisa membedakan antara fakta dan fiksi hingga standar kualitas siswa yang memakai teknologi tersebut. Untungnya, SMA yang tidak disebutkan identitasnya ini tidak bergantung 100 persen pada AI.
"Ini proyek percontohan. Jadi, para siswa akan mendapat dukungan dari tiga guru pembimbing pembelajaran penuh waktu. Perangkat AI akan membebaskan guru dan memungkinkan siswa untuk belajar lebih efisien," tutur Dalton.
David Game College bukanlah yang pertama mencoba AI di SMA. Universitas Harvard di Amerika Serikat (AS) memperkenalkan instruktur AI untuk mengajar kursus coding tingkat pemula yang populer. Anak-anak sekolah swasta di Silicon Valley, California, AS juga diajar oleh tutor yang menggunakan AI.
Sementara itu, baik siswa maupun guru sama-sama memanfaatkan alat seperti ChatGPT untuk menulis dan menilai makalah. Tren ini telah meninggalkan kekacauan yang cukup besar, dengan siswa yang dituduh secara keliru memakai teknologi tersebut.