Jalan Panjang Transisi Energi

Konsep ramah lingkungan / eco-culture / green industry.
Sumber :
  • Stanford News - Stanford University

Jakarta, VIVA – PT Kayan Hydro Energy (KHE) berupaya untuk segera merealisasikan pembangunan bendungan Pembangkit Listri Tenaga Air atau PLTA Kayan Cascade di Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara.

Pembelian BBM Bersubsidi Bakal Dibatasi, DPR Ingatkan Ini

Proyek ini dinilai sangat penting karena akan menjadi tonggak penting dalam perjalanan Indonesia menuju kemandirian energi berbasis sumber daya alam yang berkelanjutan, sekaligus mendukung transisi energi dari fosil ke energi hijau (ramah lingkungan).

“Proyek ini sangat penting untuk Indonesia, terutama dalam kaitannya dengan transisi energi dari fosil ke energi hijau. Kami berkomitmen merealisasikan proyek ini secepatnya sesuai dengan program yang telah dicanangkan pemerintah Indonesia,” kata Eko Permanahadi, perwakilan holding perusahaan yang menaungi KHE.

Bahlil Ungkap Strategi Penggunaan Batu Bara untuk PLTU Menuju Net Zero Emmision

Salah satu cara untuk merealisasikan pembangunan tersebut menggandeng investor dari Jepang. Eko menegaskan bahwa tujuan dari pertemuan KHE dengan pebisnis Jepang untuk membangun kemitraan yang setara.

Pertemuan dihadiri oleh beberapa tokoh penting, termasuk Naofumi Yasuda (Chief Representative of Itochu Corporation), Mamoru Suzuka (Director of PT Sojitz Indonesia), Hisahiro Takeuchi (Chairman, President Director of PT Matlamat Cakera Canggih, bagian dari Marubeni Corporation), dan Hironori Takahashi (Chief Representative, Jakarta Office International of Electric Power Development Co. Ltd.).

Dirut Pertamina Alokasikan 15 Persen Belanja Modal untuk Transisi Energi

Lalu, Hiroshi Hashiuchi (Executive General Manager of Tokyo Electric Power Company, Renewable Power), Takechi Muramatsu (Head of Indonesia Energy Solution of Sumitomo Corporation), Masahiko Umesaki (Head of Project Development Group International Business Division of Kansai Electric Power Co. Ltd.), serta perwakilan dari Kedutaan zJepang untuk Indonesia dan Kementerian Ekonomi, Perdagangan, dan Industri (METI) Jepang.

"Kami berada dalam posisi yang sama dengan mereka. Bukan hanya sekadar mencari investor, tapi kami juga berinvestasi dan berkomitmen dalam proyek ini," jelasnya.

Meski begitu, lanjut Eko, kendala terbesar adalah memastikan proyek PLTA Kayan Cascade tetap berada di bawah kendali Indonesia. "Kendati sulit, namun, kami bersama pemerintah tetap berkomitmen untuk memastikan bahwa Indonesia tetap menjadi pengendali utamanya," papar dia.

Sementara itu, Deputi Menteri Koordinator Bidang Kerja Sama Ekonomi Internasional, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Edi Prio Pambudi menekankan bahwa perizinan bukan masalah utama dalam proyek ini, melainkan pengelolaan Sungai Kayan yang menjadi sumber energi PLTA.

"Pengelolaan Sungai Kayan sangat penting karena menyangkut hajat hidup orang banyak. Kami tidak ingin sungai ini dikendalikan pihak luar karena tidak ingin mengulang trauma masa lalu. Pemerintah akan terus mendukung dan mendampingi KHE dalam proyek ini untuk memastikan posisi Indonesia tetap kuat dan berdaulat," tuturnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya