Harapan Sembuh dengan Terapi HER2

Mencegah sejak dini kanker payudara.
Sumber :

Jakarta, VIVA – Dalam publikasi “Metastatic HER2-Positive Breast Cancer: Is There an Optimal Sequence of Therapy? Curr Treat Options Oncol” menyebutkan bahwa sekitar 15-20 persen kanker payudara adalah HER2 (Human Epidermal growth factor Receptor 2) Positif.

Berkaca pada Kematian Puput Novel, 8 Makanan Ampuh Cegah Kanker Payudara

Kanker payudara HER2-Positif ditandai dengan ekspresi berlebih dari protein HER2, yang mendorong pertumbuhan sel kanker. Kanker ini cenderung lebih agresif dibandingkan jenis kanker payudara lainnya, namun dapat diobati secara efektif dengan terapi target.

Pada umumnya, pasien yang baru saja didiadgnosa dan belum menyebar biasanya melakukan pengobatan melalui kemoterapi dan endokrin terapi. Sebelumnya, tidak ada pengobatan yang secara khusus ditargetkan untuk kanker payudara HER2-Low.

Alasan Puput Novel Sembunyikan Penyakit Kanker yang Diidapnya

Pasien kanker payudara HER2-Low akan menerima pilihan pengobatan standar tergantung pada prognosis kanker payudara. Peningkatan kesadaran akan pentingnya pengujian HER2-Positif dan akses pengobatan yang merata menjadi kunci untuk meningkatkan prognosis pasien kanker payudara di Indonesia.

Dengan dukungan yang tepat, diharapkan pasien kanker payudara, terutama mereka yang berada di daerah terpencil, dapat memperoleh pengobatan yang sesuai dengan kondisi mereka tanpa harus menghadapi hambatan geografis atau pun keuangan.

Puput Novel Meninggal Dunia, Ini Pesan Terakhirnya

Konsultan Hematologi Onkologi Medik, Cosphiadi Irawan, menegaskan bahwa tes HER2-Positif menjadi hal penting karena hasilnya dapat menentukan jenis pengobatan apa yang paling efektif untuk diberikan kepada pasien kanker payudara.

“Dengan mengetahui status HER2, dokter dapat memberikan terapi yang lebih tepat, yang telah terbukti dapat meningkatkan tingkat kelangsungan hidup dan mengurangi risiko kekambuhan,” ungkapnya, Kamis, 22 Agustus 2024.

Diagnosa dan pengobatan kanker payudara subtipe HER2-Positif menghadapi beberapa tantangan di Indonesia. Hal ini mencakup terbatasnya jumlah laboratorium dengan layanan imunohistokimia dan jenis terapi target yang tersedia, serta kesenjangan akses layanan kesehatan antara wilayah perkotaan dan pedesaan.

Ilustrasi kanker payudara.

Photo :
  • Pixabay/pexels

"Di Indonesia, tes HER2 sudah tersedia dan umumnya dilakukan di departemen patologi anatomi di berbagai rumah sakit besar seperti Jakarta, Surabaya, atau Medan," jelas dia.

Namun demikian, akses tersebut tidak mudah dilakukan di daerah terpencil Indonesia, seperti Nusa Tenggara Timur (NTT) atau Maluku. "Seringkali pasien harus mengirimkan sampel ke kota lain yang fasilitasnya lebih lengkap. Hal ini tentu menambah tantangan bagi pasien di wilayah tersebut," tuturnya.

Sebagai informasi, HER2-Positif merupakan protein yang terlibat dalam pertumbuhan sel yang ada pada permukaan jenis sel kanker, termasuk kanker payudara. Jika terdapat kelebihan ekspresi HER2, maka sel kanker akan menjadi lebih agresif.

“HER2-Positif menjadi lebih agresif karena peningkatan ekspresi protein HER2 yang memicu proliferasi sel dan sifat-sifat anti-apoptosis, yang membuat sel kanker sulit mati dan cepat menyebar,” papar Cosphiadi.

Ia melanjutkan bahwa saat ini terapi HER2 tidak hanya menggunakan satu jenis obat, tetapi kombinasi dari beberapa obat, seperti Trastuzumab dan Pertuzumab. Terapi ini telah menunjukkan hasil yang lebih baik dalam memperpanjang masa hidup pasien dibandingkan dengan terapi tunggal sebelumnya.

Prinsip dasarnya, lanjut Cosphiadi, jika pasien berada pada stadium awal, maka akan memiliki peluang untuk bebas penyakit lebih tinggi antara 5-10 tahun. Terutama jika pasien mendapatkan terapi yang tepat. Namun, tidak demikian jika sudah pada posisi kanker stadium lanjut, maka fokus pengobatan akan lebih ke arah paliatif.

"Dalam hal ini lebih kepada perawatan kesehatan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien. Dimana tidak lagi mengarah pada penyembuhan penyakit, namun fokusnya akan pengurangan gejala, nyeri, serta stres yang diakibatkan oleh penyakit," ujar dia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya