Melindungi Kepentingan Nasional Lewat Sovereign AI

Menkominfo Budi Arie Setiadi (dua kanan).
Sumber :
  • VIVA/Lazuardhi Utama

Jakarta, VIVA – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) akan mengembangkan Sovereign AI untuk memastikan penggunaan teknologi seperti kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) tidak mengancam kepentingan nasional.

Ingin Menciptakan Gerakan yang Tidak Hanya Fokus pada Teknologi

Sovereign AI adalah konsep negara mengembangkan, mengelola, dan menggunakan teknologi AI sesuai dengan nilai, regulasi, dan kepentingan nasional.

Tujuannya, memastikan kedaulatan digital dan keamanan suatu negara dalam menghadapi dominasi teknologi global, terutama dari perusahaan besar di Silicon Valley seperti Google dan Microsoft.

Jika Terbukti Terlibat Judi Online Kominfo, Budi Arie Siap Mundur dari Jabatan Menteri

Adopsi Sovereign AI juga bertujuan meningkatkan daya saing ekonomi, melindungi keamanan nasional, memastikan data tetap berada di bawah kendali negara, serta memastikan AI berkembang sesuai dengan standar etika dan budaya lokal.

Beberapa negara yang sudah mengembangkan Sovereign AI antara lain Amerika Serikat (AS), China, Rusia, Prancis, Jerman, serta Arab Saudi.

Alasan Budi Arie Adukan Majalah Tempo ke Dewan Pers hingga Tuntut Permintaan Maaf

Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi menyebutkan bahwa kedaulatan atas AI menjadi langkah strategis untuk melindungi keamanan nasional sejalan dengan regulasi yang berlaku.

“Kita harus memastikan bahwa AI yang kita kembangkan mampu melindungi kedaulatan dan kepentingan nasional. Sovereign AI adalah langkah strategis untuk memastikan bahwa teknologi ini berfungsi dalam koridor yang sesuai dengan regulasi dan peraturan negara kita,” katanya, dalam acara Lintasarta Cloudeka Sovereign AI Empowering Indonesia's Future, di Jakarta, Rabu, 21 Agustus 2024.

Budi Arie menyatakan, penerapan Sovereign AI mendapatkan perhatian pemerintah, karena investasi sektor swasta diperkirakan US$200 miliar (Rp3.103 triliun) di tahun depan.

Sedangkan, total investasi untuk teknologi terintegrasi antara AI dan komputasi awan (cloud computing) sebesar US$397 miliar (Rp6.161 triliun) pada 2030.

“Ini indikasi jelas betapa vitalnya kecerdasan buatan bagi masa depan ekonomi dan keamanan digital,” tegas Menkominfo. Ia juga menjelaskan, teknologi cloud computing memainkan peran sentral dalam pengembangan Sovereign AI.

Teknologi ini menyediakan infrastruktur yang memungkinkan pengembangan dan penerapan model AI secara efisien tanpa harus membangun dan mengelola pusat data secara fisik.

“Hal ini sangat penting untuk memastikan akses, pemrosesan, dan penyimpanan data dengan kecepatan tinggi dan keamanan yang memadai,” ungkapnya.

Akan tetapi, ada beberapa tantangan yang perlu dihadapi dalam pengembangan cloud computing di Indonesia.

Mulai dari perbedaan tingkat penetrasi internet di beberapa wilayah, keterbatasan talenta digital, dan isu keamanan data.

“Untuk mengatasi tantangan ini, kami perlu mengadopsi strategi implementasi cloud computing yang komprehensif, mendorong pengembangan infrastruktur cloud nasional, serta memastikan privasi dan keamanan data dengan standar keamanan siber yang ketat,” jelas Menkominfo Budi Arie.

Chief Cloud Officer Lintasarta, Gidion Suranta Barus.

Laskar Ini Dibentuk untuk Mencetak 'Manusia Super'

Namanya Laskar AI.

img_title
VIVA.co.id
24 November 2024