Langit Jadi Lebih Terang Gara-gara Ini

Ilustrasi langit cerah.
Sumber :
  • freepik by jannoon028

Jakarta, VIVA – Satelit baru Starlink dari SpaceX yang dirancang untuk terhubung langsung dengan ponsel pintar, ternyata bersinar hampir lima kali lebih terang di langit dibandingkan dengan satelit Starlink sebelumnya.

Fenomena Langka Akan Menghiasi Langit Bumi, Siap-Siap Tercengang

Hal ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan astronom karena dapat mengganggu pengamatan mereka.

SpaceX memiliki rencana besar untuk membentuk jaringan "menara ponsel di luar angkasa" dengan ribuan satelit direct-to-cell (DTC) yang akan mengelilingi Bumi.

Dukung Kemerdekaan Palestina, DPR Minta Pemerintah Tolak Investasi Starlink

Dilansir dari Space, jaringan ini akan menyediakan layanan telekomunikasi langsung ke ponsel pintar tanpa perlu perangkat tambahan, selama pengguna bisa melihat langit.

Perang Internet di Planet Mars

Ilustrasi satelit di luar angkasa.

Photo :
  • Pixabay

Salah satu alasan mengapa satelit DTC lebih terang adalah karena mereka berada pada ketinggian orbit yang lebih rendah, yaitu sekitar 350 kilometer dari permukaan Bumi.

Ini lebih rendah dibandingkan dengan satelit Starlink biasa yang berada di ketinggian 550 kilometer. Karena orbit yang lebih dekat, satelit-satelit ini tampak lebih terang di langit.

Pada Januari 2024, SpaceX meluncurkan batch pertama dari enam satelit DTC. Dalam waktu singkat, salah satu satelit ini sudah digunakan untuk mengirim pesan teks.

Lima bulan kemudian, SpaceX berhasil melakukan panggilan video melalui satelit ini dan bekerja sama dengan T-Mobile untuk meluncurkan layanan tersebut kepada pelanggan akhir tahun ini. Hingga kini, sudah ada lebih dari 100 satelit DTC yang mengorbit Bumi.

Ilustrasi satelit.

Photo :
  • Pixabay

Namun, penelitian menunjukkan bahwa saat ini SpaceX belum menerapkan teknik pengurangan kecerahan pada satelit DTC seperti yang mereka lakukan pada Starlink.

Teknik ini, seperti penyesuaian sasis dan panel surya, dapat mengurangi pantulan cahaya dari satelit ke Bumi.

Pada Starlink, teknik ini berhasil mengurangi kecerahan satelit hingga sepuluh kali lipat.

Meski demikian, jika teknik ini diterapkan pada satelit DTC, mereka tetap akan bersinar 2,6 kali lebih terang dibandingkan dengan Starlink.

Hal ini menjadi tantangan baru bagi para astronom yang khawatir bahwa jejak terang dari satelit ini akan mengganggu pengamatan langit malam.

Kekhawatiran ini bukan hanya soal pengamatan astronomi. Semakin banyak satelit yang diluncurkan, semakin padat ruang di sekitar Bumi dengan objek-objek yang mengorbit.

Hal ini meningkatkan risiko tabrakan di luar angkasa yang dapat menghasilkan puing-puing berbahaya, yang tidak hanya mengancam satelit lain tetapi juga bisa membahayakan astronot di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS).

Bahkan, jika satelit-satelit ini berhasil dideorbit dengan aman, para ilmuwan masih khawatir bahwa jumlah besar satelit yang masuk kembali ke atmosfer Bumi dapat mempengaruhi komposisi kimia.

Menurut para ahli, efek negatif pada astronomi mungkin hanyalah awal dari masalah yang lebih besar yang perlu segera diatasi.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya