APJII: Regulasi yang Kaku Hambat Pertumbuhan Sektor Telekomunikasi

Ketua Umum APJII Muhammad Arif Angga.
Sumber :
  • VIVA/Trisya Frida

Jakarta, VIVA – Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) kembali menggelar acara tahunan Indonesia Internet Exchange Summit (IIXS) 2024.

Ketua Umum APJII Muhammad Arif Angga menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor, teknologi yang maju, serta regulasi yang adaptif untuk mendukung pembangunan ekonomi yang berkelanjutan dan meningkatkan daya saing nasional.

Acara pembukaan The 6th Indonesia Internet Expo & Summit (IIXS) di JI-Expo

Acara pembukaan The 6th Indonesia Internet Expo & Summit (IIXS) di JI-Expo

Photo :
  • VIVA/Trisya Frida

Acara pembukaan The 6th Indonesia Internet Expo & Summit (IIXS) di JI-Expo

Acara pembukaan The 6th Indonesia Internet Expo & Summit (IIXS) di JI-Expo

Photo :
end-to-end internet solutions to empower connectivity
. Ini sangat relevan dalam merumuskan strategi nasional yang akan didiskusikan bersama,” kata dia di Jakarta, Senin, 12 Agustus 2024.

Arif Angga juga mengapresiasi berbagai inisiatif pemerintah dalam mendorong ekonomi digital melalui regulasi yang ada, namun dirinya menyoroti perlu evaluasi terhadap efektivitas regulasi tersebut.

"Kita harus jujur dalam mengevaluasi apakah regulasi yang ada saat ini sudah cukup mendukung inovasi dan investasi yang kita butuhkan di pasar global. Regulasi yang kaku dan lamban dalam menanggapi perubahan teknologi dapat menjadi penghambat, bukan pendorong bagi pertumbuhan sektor telekomunikasi," tegasnya.

Ketua Umum APJII, Muhammad Arif

Photo :
  • VIVA/Trisya Frida

IIXS 2024 menampilkan berbagai teknologi canggih seperti internet of things (IoT), kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI), dan big data.

Arif Angga berharap pemerintah dapat lebih proaktif dalam menciptakan ekosistem yang mendukung pertumbuhan ekonomi digital.

"Kami berharap pemerintah dapat lebih proaktif, bukan hanya melalui regulasi tetapi juga memfasilitasi akses terhadap infrastruktur dan sumber daya yang dibutuhkan," ungkapnya.

Meski Starlink Hadir di Indonesia, Perhatikan Nasib ISP Lokal

Ia juga menyoroti pertumbuhan industri penyedia layanan internet di Indonesia yang meningkat pesat dalam tiga tahun terakhir. Dari sekitar 550 perusahaan, kini, telah berkembang menjadi lebih dari 1.100 perusahaan.

"Kami tidak berekspektasi pertumbuhan ISP akan secepat ini, tapi itulah buah dari transformasi digital dan perkembangan dunia digital di Indonesia," jelas Arif Angga.

Sinyal Baik Industri Internet di Indonesia menuju Arah yang Benar

APJII: Indonesia Bukan Hanya Pasar untuk Starlink

Menurutnya, IIXS 2024 adalah kesempatan emas untuk menjalin koneksi baru, bertukar wawasan, dan menemukan inovasi baru untuk mempercepat transformasi bisnis dan teknologi di Indonesia.

Dengan dukungan regulasi yang tepat dan infrastruktur yang memadai, APJII berkomitmen untuk terus mendorong inovasi dan memperkuat kolaborasi di seluruh sektor.

“Target tersebut bukan satu hari jadi, tapi ini butuh langkah bertahap tapi pasti. Kita butuh satu rangkaian, baik regulasi maupun bisnis, untuk program-program tersebut,” tutur Arif Angga.

Ilustrasi bebas berselancar di internet.

556 Desa di Indonesia Belum Tersentuh Internet

Saat ini, 1.020 desa telah diidentifikasi membutuhkan sinyal internet, di mana sekitar 464 desa telah disolusikan, sementara 556 desa masih dalam proses.

img_title
VIVA.co.id
18 September 2024