Hembusan Angin Matahari bikin Medan Magnet Bumi Terguncang

Ilustrasi angin Matahari.
Sumber :
  • NASA/GSFC/SDO

Jakarta, VIVA – Bumi terus-menerus terkena aliran partikel bermuatan yang datang dari Matahari. Partikel-partikel ini dikenal sebagai angin Matahari.

Fenomena Langka Akan Menghiasi Langit Bumi, Siap-Siap Tercengang

Seperti halnya pesawat yang melintasi angin kencang, Bumi juga harus menghadapi dampak dari angin Matahari tersebut.

Medan Magnet Bumi, atau magnetosfer, berfungsi sebagai perisai yang melindungi Bumi dari serangan partikel-partikel ini. Ketika angin Matahari mengenai Bumi maka aliran partikel tersebut tidak langsung masuk ke dalam atmosfer.

'Membaca' Mimpi Jeff Bezos

Sebaliknya, angin Matahari mengalir di sekitar magnetosfer dan membentuk gelombang kejut di sisi Bumi yang menghadap Matahari. Bagian ini dikenal sebagai bow shock, seperti dilansir dari Live Science.

Pada sisi yang berlawanan, yaitu sisi malam Bumi, magnetosfer membentang seperti ekor panjang yang disebut wind sock tail.

Bumi Ternyata Miring

Ilustrasi ledakan di permukaan Matahari

Photo :
  • www.pixabay.com/Buddy_Nath

Namun, ketika terjadi perubahan besar pada angin Matahari maka hal ini bisa mempengaruhi bentuk dan dinamika magnetosfer Bumi.

Salah satu contoh perubahan yang dramatis tersebut terjadi pada 24 April 2023, ketika terjadi lontaran massa korona (CME) dari Matahari.

CME adalah ledakan besar di atmosfer Matahari yang mengeluarkan partikel dan medan magnet dengan kecepatan tinggi.

Pada saat itu, pengamatan dari pesawat ruang angkasa NASA yang disebut Misi Multiskala Magnetosfer (MMS) menunjukkan bahwa angin Matahari yang biasanya bergerak lebih cepat dari kecepatan Alfvén (kecepatan di mana medan magnet bergerak melalui plasma) tiba-tiba kalah cepat.

Dalam kasus ini, kecepatan Alfvén justru lebih tinggi. Hal ini menyebabkan fenomena yang sangat langka dimana bow shock Bumi sementara menghilang.

Ilustrasi angin matahari

Photo :
  • NASA/GSFC/SDO

Ilustrasi angin matahari

Photo :
Ketika
bow shock
menghilang maka plasma dan medan magnet dari Matahari dapat langsung berinteraksi dengan magnetosfer Bumi sehingga menggantikan
wind sock tail
Bumi dengan struktur baru yang dikenal sebagai sayap Alfvén.

Sayap Alfvén ini menghubungkan magnetosfer Bumi dengan wilayah Matahari yang baru saja meletus, menciptakan jalur cepat yang mengangkut plasma antara kedua objek.

Peristiwa langka tersebut memberi para ilmuwan wawasan baru tentang bagaimana sayap Alfvén terbentuk dan berkembang.

Menariknya, fenomena serupa juga mungkin terjadi di sekitar benda-benda lain di tata surya, seperti Bulan Jupiter, Ganymede. Bahkan, fenomena ini mungkin dapat menjelaskan pembentukan aurora.

Penelitian ini membuka jalan bagi studi lebih lanjut untuk menemukan apakah sayap Alfvén ini juga bisa menciptakan aurora di Bumi.

Di sinilah kita dapat memahami lebih dalam bagaimana interaksi antara Matahari dan Bumi mempengaruhi medan magnet.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya